Kuliner

Hunting Duren Ucok in Medan

Senin, 16 Januari 2017 - 05:15 | 120.18k
Wisatawan saat menikmati duren medan (Foto: istimewa)
Wisatawan saat menikmati duren medan (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Budayawan dan ulama H. Abdul Malik Karim Amrullah--lebih dikenal sebagai Buya Hamka--pernah menulis kisah "Merantau ke Medan". Dia menggambarkan bahwa keberagaman suku di Medan adalah cerminan "Indonesia mini" yang sekaligus cerminan keberagaman kuliner di kota itu. Duren Medan adalah salah satu wisata kuliner yang wajib dicoba oleh pecintanya.

Berbagai suku bangsa berkumpul jadi satu di Medan. Mulai dari Jawa, Batak, Minang, dan juga India. Keberagaman ini sekaligus mempengaruhi kuliner di kota itu.

Di berbagai sudut kota kita bisa menjumpai pedagang keliling menyunggi makanan sate telur, sate kerang, dan sate jengkol. Jenis kuliner ini datangnya dari masyarakat Padang Pariaman.

Belum lagi berbagai jenis jajanan seperti kue bolu yang merupakan pengaruh kuliner Eropa. Kita juga bisa menemukan mi aceh di berbagai sudut kota di warung-warung kecil di sela-sela gang yang sibuk. Di situ kita juga menjumpai roti cane yang nikmat disantap dengan kari kambing. Roti cane adalah makanan khas India.

Dari deretan daftar kuliner itu pasti kurang lengkap kalau kita tidak menyantap duren medan. Bagi penggemar duren, berburu buah-buahan ini merupakan petualangan tersendiri. Di berbagai sudut pasar di Medan duren bisa ditemukan. Bagi yang suka adventure, berburu di pasar-pasar merupakan kegembiraan tersendiri. Kita bisa menguji kemampuan kita untuk memilih duren terbaik dengan segala macam teori yang kita tahu, maupun berdasarkan cerita dari mulut ke mulut yang pernah kita dengar.

Kalau kita berhasil menemukan duren yang bagus sesuai selera kita maka kita akan bangga dan bercerita dengan penuh suka cita. Tapi kalau mendapatkan duren yang buruk tentu kita hanya bisa menyimpannya di dalam hati yang masam.

duren-medan-1Platechno-NewsWZXk.jpg

Foto: Platechno News

Ada yang bergaya sok ahli dengan mencium-cium pangkal duren. Sambil menimang-nimang untuk menaksir berat duren itu. Lalu dilanjutkan dengan meraba-raba permukaan duren yang berduri-duri untuk mengira-ngira tajam atau tumpul duri-duri itu. Lalu, ritual itu masih dilanjut lagi dengan memelototi sang duren sambil mengamat-amati lonjong atau bundar duren itu.

Itulah berbagai teori yang ada di "ensiklopedi perdurenan" yang dilakukan para pecinta duren untuk mendapatkan duren yang baik. Kita coba endus-endus aromanya wangi atau tidak. Kita lihat bentuknya bundar atau lonjonh, kita mengira-ngira ringan atau tidak, dan durinya tajam atau tidak.

Kalau aromanya wangi, bentuknya bundar dan durinya tidak tajam kitapun dengan pede langsung membukanya. Kalau kemudian kita mendapatkan duren yang betul-betul enak sesuai selera kita biasanya itu hanya kebetulan. Lebih sering kita salah dibanding benar. Mungkin dari lima buah yang kita pilih, sudah bagus kalau kita ketemu dua yang bagus. Dalam banyak kasus kita hanya ketemu satu, atau bahkan nihil.

duren-2aLQ6U.jpg

Foto: Tribunnews

Hanya hidung profesional yang bisa mendeteksi duren bagus atau tidak. Hidung kita yang amatir sering tidak mampu melakukannya. Dan, celakanya (atau untungnya), banyak sekali pecinta duren yang sering tertipu oleh pedagang nakal. Pasti dongkol rasanya. Soalnya harga duren masuk pada kategori buah mahal.

Itu terjadi di mana pun di negeri kita ini. Nah, supaya tidak terjadi hal seperti itu, para pecinta duren lebih suka mampir ke gerai duren "resmi" yang membuka semacam resto siap saji. Itulah salah satu alternatif yang bisa kita lakukan manakala berburu duren di Medan.

Tentu saja harganya di atas harga duren Medan yang kita dapat dengan cara hunting di pasar-pasar. Tapi, bagi para empunya hidung amatir sebaiknya mampir ke gerai  duren yang ada di beberapa tempat di Medan ketimbang kecewa, karena maunya ngirit jadinya malah kena porot.

* * *

Duren, dibenci sekaligus dicinta. Yang antipati membencinya setengah mati. Pecintanya mencinta sampai mati.

Dalam buku legendaris "The Malay Archipelago" yang ditulis Alfred Russel Wallace. Disebutkan duren sebagai "The king and emperor of fruits worth a journey to the east, if only to taste of its fruit". (Raja diraja-nya buah-buahan yang sumbut untuk melakukan perjalanan panjang ke timur sekadar untuk mencicipi citarasanya)

Tapi pada bab yg sama ada cacian dari J.W Purseglove yang menulis kitab suci pertanian holtikultura dan botani "Tropical Crops": gives off abominable strench of over-ripe cheese, rotten onions, turpentine and bad drains. (Membuat mual perut seperti rasa keju yang terlalu matang dan bawang busuk dan buangan air yang buruk)

Orangg timur pun terpecah apalagi Eropa. Yang bisa mengatasi baunya pun tetap sulit mendeskripsikannya. Tapi Wallace menyebutnya  manis, aromatic (beraroma), persisten dengan aroma sentuhan bawang putih tapi ada bau "custard prancis campur selokan".

Sekadar catatan buat Anda buku

duren-medan-3TlVW4.jpg

Foto: duniafarisya

"The Malay Archipelago" ini disejajarkan dengan buku Charles Darwin "The Origin of Species" yang menjadi kitab sucinya penganut teori evolusi. Wallace berpetualang di Indonesia pada 1855-1862. Ia hidup sezaman dengan Darwin dan bersahabat dengannya. Pada halaman pertama buku ini Wallace mendedikasikannya untuk Darwin, "dedicated to Charles Darwin" untuk kejeniusannya dan persahabatannya. Buku Wallace ini dianggap sama jeniusnya dengan buku Darwin.

 * * * *        

Presiden pertama RI Bung Karno adalah pecinta sejati duren. Dalam biografi yang ditulis Cindy Adams kecintaan Bung Karno akan duren dikisahkan. Bahkan Bung Karno juga pernah melakukan "diplomasi duren" dengan mengerjai dubes AS Howard Jones dengan "memaksanya" makan duren. Bung Karno tahu Dubes Jones benci duren. Dalam sebuah kesempatan pertemuan Bung Karno sengaja menyuguhkan duren untuk mengerjainya. Jones nyaris muntah karena ulah Bung Karno.

Presiden SBY juga penyuka duren. Dalam salah satu kunjungan ke Medan SBY sempat berkunjung ke gerai "Ucok Durian". Kunjungan itu membuat gerai Ucok semakin terkenal dan para pecinta duren dibuat penasaran olehnya. Hal yang sama terjadi dengan sebuah warung pecel di Madiun. Karena dikunjungi SBY warung itu sekarang dikenal sebagai warung "Pecel SBY" dan makin laris manis.

Duren Ucok tidak disebut sebagai "Duren SBY" tapi tetap laris manis. Gerai di Jl Iskandar Muda itu buka hanya malam hari sampai sekitar pukul 22 00 waktu setempat. Anda tinggal duduk dan pesan berapa biji yang Anda inginkan. Para pelayan akan menyediakan duren terbaik. Kalau pengunjung merasa duren itu tidak enak dia bisa meminta ujntuk ditukar gratis. Itu salah satu layanan Duren Ucok yang membuatnya terkenal. Duren-duren yang ditolak ini biasanya dikumpulkan dan dijual kepada para pembuat kue olahan duren seperti pancake atau kue lainnya.

Untuk satu buah duren harga yang dipatok bisa bervariasi mulai dari Rp 25 ribu sampai Rp 40 ribu. Ada yang menyebutnya mahal tapi ada yang menganggapnya wajar karena layanan dan jaminan kualitas durennya.

Duren Ucok juga praktis untuk dijadikan buah tangan. Dengan kemasan yang dibungkus rapat dengan aluminium foil kita bisa membawanya pulang dengan aman tanpa khawatir mengganggu penumpang lain di pesawat. Selain buah duren segar yang bisa dibawa pulang pancake duren Medan juga berkualitas super dan sangat layak dijadikan oleh-oleh.

Selamat mencoba!

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : CoWasJP.com

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES