Peristiwa Daerah

Pasca Pencermaran Limbah Tebu, Muncul Wabah Nyamuk Hijau

Minggu, 15 Januari 2017 - 18:46 | 272.50k
Wabah nyamuk hijau serang warga bantaran sungai di Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Wabah nyamuk hijau serang warga bantaran sungai di Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pasca tercemarnya air sungai oleh limbah tebu, kini warga bantaran sungai Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur kembali dikejutkan dengan munculnya wabah nyamuk hijau. Kondisi ini membuat warga panik, lantaran jumlah nyamuk sangat tak wajar dan menempel di tembok rumah.

Warga menduga, kemunculan nyamuk hijau tersebut adalah imbas tercemarnya air sungai oleh limbah tebu Industri Gula Glenmore (IGG). Tudingan masyarakat bukan tanpa alasan. Karena sebelum pencemaran sungai terjadi, warga belum ada yang pernah melihat wujud nyamuk berwarna hijau.

“Pokoknya sejak adanya limbah itu nyamuk ini muncul di sekitar ini," ungkap Lilik warga setempat, Minggu (15/1/2017).

Lilik menjelaskan, munculnya nyamuk berukuran besar itu pertama kali sejak dua bulan lalu. Atau setelah limbah pabrik gula pertama kali mencemari aliran sungai. Awalnya, hanya berada di sekitar rumah, namun lama kelamaan bertambah banyak hingga mengganggu aktivitas.

"Nyamuknya nempel di daun dan tembok rumah. Kalau kena gigit di kulit bisa gatal-gatal," terangnya.

Sementara itu, hingga saat ini sejumlah warga terus diresahkan dengan adanya nyamuk hijau. Mereka meminta agar pihak terkait melakukan penelitian mendalam tentang kemunculan nyamuk hijau dan memeriksa secara intensif mengenai keberadaanya.

"Kalau memang itu akibat limbah pabrik gula ya harus dilakukan pemeriksaan secara detail. Agar tidak muncul dampak penyakit di kemudian hari," ungkap Sukajianto, warga lain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES