Entertainment

''Masih Ada Hari Esok untuk Karier Sinden Saya''

Jumat, 13 Januari 2017 - 00:01 | 110.96k
Wintang Dayinta Permana (nomor 2 dari kiri) dalam sebuah pergelaran. (Foto: CoWasJP for TIMES Indonesia)
Wintang Dayinta Permana (nomor 2 dari kiri) dalam sebuah pergelaran. (Foto: CoWasJP for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Namanya Wintang Dayinta Permana. Anak bungsu dari 2 bersaudara ini masih duduk di kelas 8 SMP Negeri 1 Pacitan (Jawa Timur). Ketika teman-temannya yang lain asyik menghafal lagu-lagu pop Indonesia dan dangdut masa kini, Wintang malah larut dalam tembang-tembang Jawa.

Beberapa hari terakhir ini, misalnya, sepulang sekolah dia sibuk latihan karawitan untuk ikut lomba karawitan dalam rangka HUT Kabupaten Pacitan.

"Saya tidak perlu malu atau gengsi, karena menyukai budaya Jawa. Saya sangat tertarik jadi sinden untuk melestarikan budaya bangsa. Kedua orangtua dan kakak saya tak pernah memaksa atau menyuruh saya belajar nyinden. Semua itu murni keinginan saya pribadi," papar Wintang.

BACA JUGA: Demi Mendongkrak Gengsi dan Popularitas Ribuan Sinden

Maka, sejak di kelas 5 SD Wintang sudah belajar nyinden. Instrukturnya adalah Nyoto, guru karawitan di dekat rumahnya, di daerah Slagi (Kelurahan Pacitan). Sesungguhnya darah seni yang dimiliki Wintang tidak lepas dari keberadaan Djoko 'Gareng' Rusmanto, ayahnya. Maklum saja, ayah Wintang dikenal sebagai dalang dan pemain wayang orang yang cukup ternama di Pacitan. Sedangkan ibu Wintang bekerja sebagai guru.

"Kebetulan sejak di bangku SD, saya mendapat nilai paling bagus untuk mata pelajaran bahasa Jawa," ceritanya, sambil tersenyum.

Tidak.mengherankan jika sampai sekarang pun Wintang paling suka pelajaran bahasa Jawa. "Kalau bukan generasi muda yang melestarikannya, siapa lagi?" tanya Wintang.

Ibunya tidak pernah melarang Wintang untuk menekuni dunia sinden.  "Orangtua selalu berpesan, agar saya tak pernah meninggalkan ibadah meskipun kelak saya sudah sukses besar," kata Wintang. 

sinden-tin7mvBY.jpg

Wintang sendiri pernah meraih gelar juara pertama dalam lomba tetembangan tunggal O2SN di Pacitan (2014), dan Sinden Terbaik (Kategori Tunggal) dalam lomba karawitan di Pacitan pada 2016. "Saya selalu menghindari makan dan minum yang membuat suara saya pecah atau rusak," ucapnya.

Kecewa Berat

Beberapa hari yang lalu Wintang mendadak mendapat kabar, bahwa pada 28 April nanti akan digelar pemilihan Ratu Sinden Nasional 2027 yang digelar Majalah LIBERTYdi Surabaya. Lomba ini memperebutkan trofi bergengsi dan total hadiah puluhan juta rupiah. Namun kali ini Wintang harus menelan kekecewaan lantaran lomba bergengsi tersebut diperuntukkan untuk sinden berusia 17-45 tahun.

"Saya kecewa berat. Tetapi saya harus menghargai kriteria yang telah ditetapkan oleh LIBERTY. Tentu sudah ada pertimbangan khusus dari panitianya," tutur Wintang.

Meskipun memendam kekecewaan, namun Wintang berjanji tidak akan pernah memadamkan niatnya untuk menjadi sinden top berkelas nasional. "Saya memang tidak menempatkan sinden sebagai sandaran hidup saya. Bagi saya, sinden adalah hobi yang sangat positif. Saya ingin jadi psikolog," katanya.

Toh, Wintang menempatkan Wiwid, sinden top dari Surakarta, sebagai pesinden favoritnya. "Suaranya keren banget," komentar Wintang tentang kelebihan khusus pesinden favoritnya itu.

Sementara itu Moch Taufiq, Pemimpin Redaksi Majalah LIBERTY, sangat memaklumi kekecewaan Wintang. Namun pihaknya memang mensyaratkan peserta Ratu Sinden Nasional 2017 harus perempuan yang sehat jasmani dan rohani dengan usia 17-45 tahun. "Kami memang ingin melahirkan sinden hebat, sekaligus menjadikannya populer," kata Taufiq. Agar konsisten sebagai sinden top, maka LIBERTY mematok batas usia tersebut, sesuai dengan hasil diskusi bersama beberapa tokoh dan seniman nasional.

Herman Rivai, Ketua Panitia Ratu Sinden Nssional 2017, menambahkan bahwa setiap peserta wajib mengirimkan copy KTP apa-adanya. "Agar fair, maka saat pendaftaran ulang di babak semifinal 28-29 April mendatang, setiap calon peserta harus menunjukkan KTP aslinya. Jika biodata yang dikirimkan ke panitia tidak sesuai dengan KTP aslinya, maka keikutsertaannya dalam lomba, dinyatakan gugur secara otomatis. Uang pendaftaran Rp 250 ribu per orang tidak dapat diminta ulang.

Sebagaimana diketahui, LIBERTY menggelar Ratu Sinden Nasional 2017 sebagai wujud apresiasi yang tinggi terhadap budaya bangsa, khususnya sinden. "Kami ingin mendongkrak gengsi dan popularitas sinden. Jadi, sinden tidak boleh lagi dianggap dengan sebelah mata. Sinden adalah pekerja seni yang terhormat. Sinden adalah agen kebudayaan bangsa," jelas Taufiq.

Pendaftaran lomba bisa dikonfirmasikan ke WA nomor 081994916169. Panitia membuka pendaftaran sejak 15 Januari hingga 31 Maret. Namun, setiap peserta wajib menyertakan surat rekomendasi dari Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota-nya masing-masing.

Wintang sendiri mengaku tidak akan berkecil hati, karena gagal bertarung di Ratu Sinden Nasional 2017. "Masih ada hari esok untuk karier sinden saya. Insya Allah saya akan menonton langsung ke Surabaya, jika tidak ada berbenturan dengan ketatnya jadwal sekolah saya," tuturnya. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : CoWasJP.com

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES