Ada Praktik Prostitusi Terselubung? Ini Kata Bupati Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Seluruh lokalisasi di wilayah Kabupaten Malang telah ditutup. Apabila masih beroperasi, berarti ilegal.

Hal ini disampaikan Bupati Malang, H Rendra Kresna menanggapi kabar adanya praktik prostitusi terselubung di sejumlah eks lokalisasi.‎

"Semua lokalisasi ditutup, kalau kemudian mereka beroperasi, berarti itu beroperasi secara ilegal," kata Rendra Kresna kepada awak media, Selasa (10/1/2017).

Bupati Rendra mengatakan, ‎razia sudah dilakukan oleh para petugas, baik oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) maupun dari Kecamatan dibantu pihak lain. Namun, lanjutnya, ‎begitu razia berakhir, mereka kembali beroperasi.

Mengenai indikasi eks lokalisasi prostitusi yang kini fungsinya 'bergeser' menjadi usaha karaoke, Rendra mengatakan bahwa usaha karaoke tidak dilarang. Meski dia tidak menampik adanya praktik di luar karaoke.

"Karaoke bukan lokalisasi. Dan karaoke jelas tidak diperbolehkan macam-macam. Tapi bisa saja, sambil menikmati lagu, mereka itu beraksi di belakang itu," ujarnya.‎

Menurutnya, hal yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan tidak mendatangi tempat-tempat tersebut.

"Kalau masyarakat tidak memberi peluang, nggak usah dikunjungi, mereka akan tutup," ucap Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur ini.

Sejak September 2014, diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014, sebanyak tujuh tempat prostitusi di Kabupaten Malang yang sempat beroperasi, resmi ditutup. 

Ketujuh lokalisasi tersebut yaitu Girun di Gondanglegi, Suko di Sumberpucung, Slorok di Kromengan, Kalikudu di Pujon, Kebobang di Wonosari, Embong Miring di Ngantang, dan Pondok Seng di Sumbermanjing Wetan.‎(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement