Peristiwa Daerah

Masa Depan IJTI Malang di Pundak Edy...

Sabtu, 07 Januari 2017 - 16:07 | 77.26k
Musda Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (Korda IJTI) Malang Raya di Jalan Pandan No 5 Kota Malang Sabtu (7/1/2017) pagi (Foto: Ferry/ TIMES Indonesia)
Musda Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (Korda IJTI) Malang Raya di Jalan Pandan No 5 Kota Malang Sabtu (7/1/2017) pagi (Foto: Ferry/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pagi itu, Sabtu (7/1/2017) pagi, puluhan jurnalis dari banyak media televisi, baik lokal maupun nasional, berkumpul di kantor Koordinator daerah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (Korda IJTI) Malang Raya, di Jalan Pandan No 5 Kota Malang.

Mereka akan menghadiri acara Musywarah daerah (Musda) II IJTI Korda Malang Raya. Acara itu selain membahas masa depan organisasi tiga tahun kedepan. Selain itu, juga akan memilih sosok ketua dan kelengkapan pengurus lainnya yang dibutuhkan organisasi IJTI Korda Malang Raya.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Musda IJTI Korda Malang Raya dimulai dengan dipimpin Mohammad Tiawan (Kompas TV), didampingi Fajar Agastya (Metro TV) dan Edy Cahyono (TV One).

Musda-IJTI-AplkFn.jpg

Pembahasan Musda berlangsung aman, lancar dan dinamis. Jaring pendapat dan evaluasi kepengurusan sebelumnya berlangsung lancar. Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang dibacakan Deny Irwansyah (MNC Group), sebagai Ketua IJTI Korda Malang Raya yang akan segera tergantikan diterima peserta Musda. Tak ada penolakan soal LPJ.

Usai pembacaan LPJ, Musda dilangsungkan dengan pemilihan Ketua IJTI Korda Malang Raya. Dalam Musda yang dihadiri oleh 33 anggota, calon yang muncul ada tiga orang yang masuk dalam bursa pemilihan. Yakni, Edy Cahyono, Fajar Agastya dan Syamsul Arif. 

Sebelum pemilihan, tiga calon tersebut diberi waktu untuk meyampaikan visi misi masing-masing jika terpilih menjadi Ketua IJTI Korda Malang Raya. Dalam prosesi pemilihan Ketua, Edy Cahyono terpilih menjadi Ketua IJTI Korda Malang Raya Periode 2017-2020. Edy terpilih menjadi ketua dengan mendapat 13 suara. 

Fajar Agastya, mendapat 10 suara dan Syamsul Arif juga mendapat suara yang sama, 10 suara. Usai pemilihan ketua, dibentuk tim formatur. Dalam tim formatur diputuskan, Arief Masbuchin (TVRI) sebagai Sekretaris, sedangkan Agastya ditunjuk menjadi Bendahara.

Kepada TIMES Indonesia, ditemui usai terpilh, Edy menyampaikan pihaknya dan pengurus yang terpilih, akan memfokuskan program kerja yang terkait dengan kemerdekaan pers dan kesejahteraan jurnalis.

Pengurus IJTI Korda Malang Raya yang terpilih, akan sekuat tenaga membantu dan memotivasi seluruh anggota untuk mampu berdikari atau memandirikan diri sendiri dengan cara memanfaatkan keahlian masing-masing tanpa harus menggadaikan harga diri sebagai jurnalis. "Karena, Jurnalis yang profesional harus mampu berdikari," katanya.

Dia menceritakan bahwa selama ini, hampir seluruh anggota IJTI Korda Malang Raya, sudah bisa mencari penghasilan dengan cara-cara yang beretika. "Tinggal beberapa anggota saja yang perlu dibantu untuk berdikari," akunya.

Bahkan kata Edy sejumlah anggota IJTI Korda Malang sudah menghasilkan beberapa video iklan dan film dokumenter, terutama "Arema Identity 2nd Religion" yang dirilis pada Februari 2015.

Karya-karya tersebut katanya, dihasilkan di masa kepengurusan Hendro Mahardiko, yang kini menjabat Ketua IJTI Pengurus Daerah (Pengda) Jawa Timur.

Ditanya soal bagaimana menjaga sikap profesionalitas anggota IJTI, Edy menjabarkan bahwa IJTI Korda Malang Raya segera memperbarui kartu anggota yang sudah kedaluwarsa pada Desember 2016.

Pengurus baru segera memverifikasi lagi jumlah anggota. Karena kata dia, berdasarkan hasil verifikasi keanggotaan periode pertama (2013-2016), anggota IJTI Malang Raya berjumlah 56 orang. Lalu dalam verifikasi lanjutan, jumlah anggota berkurang jadi 51 orang. Hasil verifikasi terakhir jumlah anggota IJTI yang aktif tinggal 36 orang.

Pembaruan kartu anggota dan verifikasi keanggotaan katanya, akan ditindaklanjuti dengan menggelar beberapa pelatihan jurnalistik dalam waktu dekat, serta menggelar uji kompetisi jurnalis (UKJ) pertama yang direncanakan antara April atau Mei mendatang.

"Program ini akan jadi UKJ pertama di Jawa Timur. Tapi pelaksanaannya masih menunggu hasil Kongres IJTI (20-22 Januari) di Jakarta," aku Edy.

Tak hanya itu, Edy juga menyampaikan bahwa pentingnya menjaga kesolidan teman-teman jurnalis untuk memajukan kemerdekaan pers. "Karena kemerdekaan pers kini sedang tidak bagus karena dinodai sejumlah kasus kekerasan terhadap jurnalis," katanya.

Untuk itu, di tingkat internal, IJTI Korda Malang Raya akan mengoptimalkan fungsi advokasi agar para anggota bisa bekerja dengan gigih dan berani. Penguatan advokasi di tingkat internal akan disertai dengan penguatan jaringan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders), seperti dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya, serta institusi TNI dan Polri.
TNI dan Polri kata Edy, perlu juga diajak berkoordinasi karena dengan polisi adalah mitra jurnalis selama bertugas di lapangan. 

"Selaku ketua terpilih, saya atas nama seluruh pengurus baru, mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak," katanya.

Teruama, kepada Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung SH, SiK, MSi yang telah bersedia menjadi Pembina IJTI Korda Malang Raya periode 2017-2020.

Penetapan Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung sebagai Pembina IJTI Korda Malang Raya sebelum digelar pelantikan dan pengambilan sumpah pengurus baru, yang berlangsung di hotel Ijen Suites, Kota Malang. Sumpah jabatan dipimpin langsung oleh Ketua IJTI Pengda Jatim, Hendro Sumardiko.

"Besar Harapan, ini sebagai langkah awal bagi kami untuk menjaga dan meningkatkan sinergitas yang baik antara Polri dengan jurnalis televis yang selama ini sudah terjalin dengan baik," kata Edy.

IJTI dan Polri katanya, akan terus meningkatkan komunikasi yang baik. Hal itu merupakan salah satu upaya menjaga sinergitas. Karena, dengan adanya komunikasi yang baik dengan steakholder, terutama Polri, diharapkan mampu menekan atau menghindari  terjadinya tindak kekerasan terhadap para jurnalis saat melakukan tugasnya di lapangan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES