Peristiwa Daerah

Hunian Hotel di Bali Menurun Hingga 8 Persen

Minggu, 01 Januari 2017 - 17:09 | 29.91k
ILUSTRASI, Hotel (Foto: bomanta)
ILUSTRASI, Hotel (Foto: bomanta)

TIMESINDONESIA, DENPASAR – Tingkat okupansi hotel atau tingkat hunian hotel di Bali selama libur Tahun Baru 2017 menurun hingga 8 persen, dan secara umum kondisi pariwisata di Bali justru tengah menghadapi kelesuan.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, meski Bali masih menjadi tujuan bagi wisatawan domestik namun lama rata-rata orang menginap atau leng of stay, di Bali kini semakin singkat.

"Leng of stay itu menurun drastis dibandingkan tahun 2015. Sekarang Natal kita dapat 65 persen, tahun lalu 78 persen sementara tahun baru dulu target terpenuhi hingga 90, sekarang ternyata hanya 85 persen," ujarnya di Denpasar, Minggu (1/1/2017).

Tjok menjelaskan, lama wisatawan lokal menginap hanya 3 hari saja yakni hingga tanggal 3 Januari 2017. Rata-rata tujuan wisatawan menginap saat tahun baru di kawasan Nusa Dua dan Kuta, Badung. Sementara destinasi lainnya tidak dilirik oleh para wisatawan lokal.

"Walaupun tingkat kunjungan dari 2015 ke 2016 meningkat 22 persen, tapi okupansi turun 8 persen, karena anomali disatu sisi meningkat tapi okupansi menurun itu variablenya mungkin ada penambahan hotel baru, paling 400 sampai 1000 kamar yang baru dibuka tahun ini, tapi yang fatal itu leng of stay jadi 3 hari," papar mantan Bupati Gianyar yang akrab disapa Cok Ace ini.

Lebih jauh Tjok menjelaskan, waktu orang menginap di Bali semakin singkat karena kini destinasi di Bali sudah dianggap tidak menarik. Dalam artian tidak menarik dari cara menuju ke destinasinya.

"Bayangkan saja ke Ubud sekarang dari Bandara saja bisa dua jam, infrastruktur macet, kemudian kualitas destinasi baru promosi kurang," ucapnya.

Selain itu, Bali juga menghadapi pesaing wisata dalam negeri sendiri seperti Raja Ampat, Labuan Bajo, Banyuwangi dan Malang.

"Tetangga Gili, itu aja 2500 setiap hari itu yang Bali turun drastis, belum lagi wisatawan lokal di Banyuwangi tertahan 4 persen, mereka promosinya bagus, Malang juga bagus dalam hal promosi pariwisata, makanya kita jangan terlena di Bali," ungkapnya.

Menurutnya, jika pariwisata Bali tidak ingin ditinggalkan orang, maka Bali minimal harus memiliki konsep atau grand design yang bagus dan memertahankan kekayaan alam dan budaya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES