Kopi TIMES

Isrofil: Selamat Tahun Baru

Sabtu, 31 Desember 2016 - 21:08 | 81.17k
Busri Toha (Grafis: TIMES Indonesia)
Busri Toha (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Tulisan berjudul ”Terompet Tahun Baru Israfil” di media ini, Saya banyak mendapatkan protes dari sejumlah pedagang terompet. Protes disampaikan dengan bicara langsung, ada pula disampaikan melalui teman ke teman.

Seorang pedagang terompet datang kepada saya. Meski faktanya belum terjadi, dia khawatir dagangannya tidak laku. Dia khawatir warga tidak membeli terompet karena takut dianggap akan mengajak Malaikat Israfil ikut meniup terompet.

Saya tidak terlalu banyak berdiplomasi untuk menjawab keluhan pedagang. Bagi saya, semua kekhawatiran adalah wajar. Tetapi, semua harus yakin bahwa rezeki adalah Allah yang mengatur. Tuhan maha pengatur. Tuhan sudah memiliki asisten pengatur rezeki.

Setiap rezeki Allah yang diberikan kepada umat manusia atau kepada makhluk, sudah ada yang mengatur, Malaikat Mika’il.

Manusia hanya wajib berusaha mencari rezeki yang baik dan halal. Manusia tidak perlu ikut campur menjadi pengatur dengan mengkorupsi dan ngemplang uang rakyat. Jika memang hak rakyat, diberikan saja. Tak perlu dipotong apalagi dikepres. Manusia, baik yang bertitel pejabat tinggi, pejabat negara hingga pejabat kelas RT dan RW, tidak perlu sok menjadi Malaikat Mika’il sang pengatur rezeki. Kalian hanya menjalankan.

Begitupun saya mencoba meyakinkan sang pedagang terompet tadi. Saya sampaikan, bahwa usaha dengan berdagang terompet, tidak berarti bahwa dia adalah berusaha mengajak pembeli agar meniru tugas dari Malaikat Isrofil, sang peniup sangkakala. Dia murni berdagang dan berjualan untuk mencari rezeki. Dia berusaha mencari rezeki yang halal dengan cara menjual terompet.

Namun, saya bersama dengan salah seorang teman, kadang menjadi bingung ketika melihat huru-hara setiap pergantian tahun. Bahkan, di beberapa daerah, pemerintah menyiapkan dana hingga miliaran rupiah, sekedar untuk menyambut tahun baru. Mungkin mereka sedang lupa bahwa umur kita berkurang.

Begitu juga sebalikan, PNS akan segera memasuki usia pensiun. Pejabat negara baik itu kepala pemerintah di daerah hingga pusat, yang biasanya 5 tahun, dengan berganti tahun semakin berkurang menjadi 4 tahun dan seterusnya. Semua menjadi berkurang. Kecuali keimanan yang harus terus bertambah kepada Allah SWT.

Bahkan, dengan pergantian tahun dan setiap tahun pula meniup terompet, menunjukkan bahwa kita semakin dekat dengan sang peniup sangkakala, Malaikat Isrofil. Karena umur dunia sudah tua.

Konon, ketika akhir dari dunia, Malaikat Israfil akan meniup terompet sebanyak tiga kali. Tiupan pertama, sebagai tiupan keterkejutan, tiupan kedua, tiupan kematian, dan tiupan ketiga adalah tiupan sebagai tanda kebangkitan (akhirat).

Tapi, kadang saya  berfikir dan merenung sendiri. Terutama ketika tiupan terompet kita saat malam tahun baru telah membuat semua masyarakat terkejut. Semua warga kaget karena terlalu nyaring. Ah, tak mungkin Malaikat Isrofil mengalihkan tugas sebagai peniup sangkakala dalam tiupan pertama, keterkejutan, kepada manusia. 

Sama sekali tidak mungkin. Sebab, Malaikat Isrofil makhluk bijaksana dan tidak mungkin melempar tanggung jawab kepada makhluk lain. Isrofil tahu tugas dan kewajibannya. Meski banyak Malaikat yang sama-sama mengabdi kepada Tuhan, tidak pernah melemparkan tanggung jawab kepada Malaikat lain. Beliau berbeda dengan manusia. Berbeda juga dengan pejabat negara kita yang sering kali melempar tanggung jawab kepada orang lain.

Saya kemudian teringat dengan wartawan dalam suatu kasus. Wartawan ini, memiliki tugas untuk melakukan konfirmasi kepada salah satu sumber berita. Pejabat ini memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan tersebut. Namun, karena berbeda dengan Malaikat dan Setan, akhirnya dia melemparkan wartawan kepada pejabat lain.

Begitu seterusnya. Saling lempar tanggung jawab. Padahal Setan pun tak pernah melempar tanggung jawab. Tugas Setan menjadi penggoda manusia. Manusia jika jadi pengganggu bukan karena menerima tugas dari Setan, tetapi manusia sendiri yang mengambil alih tugas Setan. 

Nah, barangkali, sang pejabat akan mengatakan kepada saya. ”Saya bukan Malaikat, Mas”. Betul, anda memang bukan Malaikat. Andaikan anda Malaikat tidak mungkin anda duduk di kursi empuk hasil pemberian rakyat. Anda tetap manusia meski kadang berwajah iblis. Meski bukan Malaikat, jangan kemudian bertindak seperti Setan yang mau merusak dan tidak mau bertanggung jawab.

”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (At-Tiin: 4). Manusia lebih mulia dari pada malaikat dan bisa lebih buruk dari pada binatang.

Kasus peniupan terompet, sekali lagi harus dijadikan sebagai renungan pergantian tahun. Tidak sekedar hanya untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Kita rasanya terlalu naif bersenang-senang ketika pergantian tahun. Apakah anda yakin umur anda akan sampai pada akhir tahun 2017?

”Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, (QS al-Munaafiquun 63:11).

Momentum tahun baru 2017, kita jadikan tahun kebanggaan dalam hidup berdampingan dengan seluruh umat manusia, tanpa harus memandang karena BERBEDA. Jika berbeda agama, keyakinan, pemahaman, jangan jadikan pula sebagai tolak ukur permusuhan dan kebencian. Ingatlah, hakikat anda dan orang yang dianggap BERBEDA adalah sama; manusia. Anak cucu Nabi Adzam dan Siti Hawa.

Bismillahirrohmanirrohim. Kita mulai tahun baru 2017 dengan semangat keberimanan, keteguhan dan kesanggupan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tiada lagi penindasan, tiada lagi yang tertindas. Hidup damai di bumi pertiwi tercinta. Damailah Indonesiaku…! (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES