Kesehatan

Menonton Komedi Baik bagi Kesehatan

Jumat, 30 Desember 2016 - 04:22 | 20.62k
ILUSTRASI. Foto: Okezone
ILUSTRASI. Foto: Okezone

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menonton komedi dan menyimak humor memang menyenangkan. Seakan melepaskan kepenatan yang menimpa diri. Komedi juga  dipercaya dapat menambah semangat. Di saat sulit, mendengar komedi mampu membuat dunia terasa lebih mudah.

Studi yang dilakukan oleh Scott Weems, Ph.D., ahli saraf kognitif dan penulis Ha !: The Science of When We Laugh dan Why, dan Caleb Warren, asisten profesor pemasaran di University of Arizona serta asisten profesor di Humor Research Lab, mengatakan  ada alasan ilmiah mengapa komedi mampu mempengaruhi tubuh dan pikiran seseorang.

Berikut selengkapnya seperti dilansir dari laman Livestrong:

1. Komedi baik untuk tubuh

Dr. Weems menggambarkan pengalaman emosional komedi sebagai kebalikan dari kecemasan dan kesusahan. Hal ini karena tertawa mampu meningkatkan pelepasan beta endorfin (bahan kimia yang meredakan depresi) dan hormon pertumbuhan manusia (alias HGH, yang membantu kekebalan), seperti yang ditemukan dalam studi California selama 10 tahun.

Ilmuwan juga menunjukkan bahwa  tertawa  dapat meningkatkan fleksibilitas pembuluh darah, yang memungkinkan aliran darah lebih efisien . Hal ini juga meningkatkan toleransi untuk sakit, bahkan mengurangi waktu dan pengobatan yang dibutuhkan untuk pemulihan dari operasi.

2. Komedi baik untuk kesehatan mental

Komedi dapat membuat seorang merasa lebih santai danengurangi stress. Ternyara mendapatkan humor saat peristiwa tidak mengenakkan membantu seorang menghadapi peristiwa dengan cara yang sehat. 

Yang harus diingat bahwa humor yang diberikan ialah humor ringan dan menghibur, bukan komedi yang sifatnya mencela dan merendahkan. Komedi yang sifatnya mencela hanya menimbulkan perasaan negatif.

3. Seorang humoris sebenarnya seorang yang tertekan

Beberapa ilmuwan telah melihat hubungan antara pola pikir dari komedian dan mereka yang menderita penyakit mental. Secara khusus, satu studi Oxford University menyimpulkan beberapa atribut yang dibutuhkan untuk memproduksi humor sebanding dengan atribut yang ditemukan pada mereka yang menderita skizofrenia dan gangguan bipolar.

4. Suatu hal yang lucu adalah ketika yang salah menjadi benar

Warren mengatakan bahwa ketika penonton melihat humor, mereka sering mengalami emosi positif (hiburan) bersama dengan emosi negatif (jijik), seperti ketika Anda mendengar lelucon kentut atau pun hal buruk lainnya.  Sementara Dr. Peter McGraw dalam teori Benign Violation Theory, mengatakan humor hanya terjadi ketika sesuatu yang tampaknya salah, mengganggu atau mengancam, tetapi secara bersamaan bisa diterima atau aman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES