Kuliner

Karunia Bumbu Pawon, Suguhkan Makan Ala Santri

Jumat, 30 Desember 2016 - 00:11 | 407.87k
Sekeluarga makan berramai-ramai menikmati menu Gagal Diet di warung Karunia Bumbu Pawon, Kamis (29/12/2016). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Sekeluarga makan berramai-ramai menikmati menu Gagal Diet di warung Karunia Bumbu Pawon, Kamis (29/12/2016). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Sebuah warung di Kota Lamongan, Jawa Timur, berlabel "Karunia Bumbu Pawon" memiliki cara unik dalam menyuguhkan sajian seafood kepada penikmat kuliner yang singgah. 

Mengandalkan menu "Gagal Diet", warung yang berada di Jalangandalkan n K.H Ahmad Dahlan Nomor 5 dan Jalan Tambakboyo Nomor 5 ini memiliki cara unik dalam penyajian.

Jika di tempat lain makanan biasa disajikan di atas piring, maka di warung ini makanan dituangkan di atas meja yang sudah diberi alas selembar plastik bening. 

warung-Karunia-Bumbu-Pawon-21iZI3.jpg

"Ini terinspirasi dari pengalaman saya dulu pernah di pondok 7 tahun di Langitan, Widang Tuban, makan di satu tempeh bersama-sama, kekeluargaanya keluar, nikmatnya itu ada sendiri," ucap pemilik warung Karunia Bumbu Pawon, H. Mustofa Inal Achyar, Kamis (29/12/2016). 

Saat menjadi santri, pria yang akrab disapa H. Inung ini merasa bahagia, ketika makanan yang diletakkan di atas satu lembar daun pisang di makan beramai-ramai dengan para santri lainnya. 

"Dulu kayaknya seru gitu makan rame-rame di atas daun pisang, rasa kekeluargaannya terasa. Jadi kami kemas satu tempat dan campur jadi satu makan bersama-sama lebih nikmat," ujarnya.

Pengalaman itulah yang dituangkan oleh H. Inung melalui Menu Gagal Diet. Menu andalan di warung Karunia Bumbu Pawon, sambung H. Inung, terasa semakin lezat, apabila dinikmati tanpa menggunakan sendok, alias menggunakan tangan. 

"Supaya orang-orang yang makan di sini, bisa merasakan serunya makan bersama dengan orang-orang terdekat," tutur dia. 

Menu Gagal Diet di warung yang sudah berdiri sejak akhir Mei 2016 silam ini, ada berbagai macam, mulai olahan kerang, cumi-cumi, kepiting, dan udang. Tidak ketinggalan sayuran serta jagung manis yang dicampur dengan olahan bumbu khas yang diracik oleh istri Inung, Eka Nurrahmawati.

"Gagal diet karena menunya segitu besar, kalau makan sendiri pasti gagal diet," katanya. 

Eka menambahkan, harga seafood di warungnya  dijamin sangat murah, sehingga siapapun bisa menikmati seafood.

"Kalau makan seafood tidak harus tanggal muda, karena dekat pantai, pasar, kenapa harus mahal. Kami ajak menikmati seafood gak harus tanggal muda," ujarnya.

Selain menu olahan makanan laut, Warung Karunia Bumbu Pawon juga menyajikan ayam bumbu Pawon, dan sambal bajak, semuanya disajikan fresh dengan harga murah tapi dengan porsi mengenyangkan.

"Alhamdulillah banyak pengunjung yang datang ke sini, mungkin nostalgia waktu mondok," tuturnya. 

Menurut H. Inung, dengan harga yang lebih murah, dalam sehari bisa kedatangan 500 pengunjung di dua warungnya. "Karena sekali datang 4 orang. Pengunjungnya ada dari Babat, Bojonegoro, Mojokerto, Gresik, Tuban, Sidoarjo. Omzet kotor 13 sampai 15 juta rupiah, kalau sepi 10 juta rupiah," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES