Gaya Hidup

Begini Cara Tanamkan Hidup Sederhana Pada Anak

Senin, 26 Desember 2016 - 01:09 | 83.53k
ILUSTRASI: Tabungan. (Foto: viva)
ILUSTRASI: Tabungan. (Foto: viva)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Banyak orang tua yang tak sadar telah melakukan kesalahan dalam mendidik anak. Salah satu kesalahan terbesar yang jarang disadari adalah terlalu mudah mengiyakan permintaan anak-anak.

Contoh, biar gak repot, orang tua menuruti kemauan anak untuk beli mainan terbaru, gadget terbaru dan lainnya.

Karena selalu diikuti permintaannya, anak-anak jadi terbiasa meminta apa yang mereka inginkan dan kurang menghargai uang.

Dampak paling buruk anak materialistis adalah mereka menjadi shopaholic, membeli barang-barang yang gak dibutuhkan (pemborosan) dan terbiasa memenuhi segala keinginan (bukannya kebutuhan).

Jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang materialistis, besar kemungkinan si anak akan menghadapi masalah dengan keuangannya. Sebagai orang tua yang baik coba ikuti 6 langkah berikut ini untuk mendidik anak agar gak menjadi seorang materialistis.

1. Tunjukkan bahwa Bahagia Itu Bisa dengan Harga Murah

Orang tua harus menanamkan kepada anak-anak bahwa kebahagiaan tak harus memiliki mainan mahal, jalan-jalan ke luar negeri, harus makan di restoran mewah dan lainnya.  

Lakukan hal-hal yang menyenangkan dan meningkatkan rasa kebersamaan dan kekompakan. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini, kebersamaan keluarga bisa dimanfaatkan jadi sumber pemasukan. Contohnya channel Youtube dari Evan Tube.

2. Biasakan Bersyukur dan Berterima Kasih

Ada 2 hal yang membuat seseorang gak bahagia, yaitu lupa bersyukur dan berterima kasih, serta selalu membandingkan diri dengan orang lain.

Realitanya orangtua jarang sekali mengajarkan anak-anaknya untuk selalu berterima kasih dan bersyukur.

Banyak juga orang tua yang membandingkan anaknya dengan anak orang lain, seperti prestasi sekolah, kompetiisi dan lainnya.

Nancy Shah, seorang psikologi Amerika di bidang pendidikan anak (parenting) menyarankan orang tua untuk gak lelah mengingatkan anak untuk mengucap syukur.  

Nancy mengatakan, berdasarkan penelitian dan pengalamannya, energy positif membawa kebahagiaan. Materialistis membawa ketidakpuasan, ketidakbahagiaan dan selalu merasa gak cukup.

3. Berikan Penghargaan Kepada Anak, Setiap Pencapaian

Setiap orang, termasuk anak-anak kecil akan menjalani masa-masa yang sulit. Seperti saat mengerjakan tugas atau ujian yang cukup berat.

Berilah anak-anak hadiah lewat pengalaman atau aktifitas seru. Ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa pengalaman seperti naik sepeda gunung, hiking, pergi memancing memberikan kesan lebih mendalam dibanding hadiah berupa barang.

Dan pengalaman tersebut akan tinggal pada memori anak-anak. Ada sebuah nilai dari setiap interaksi dan pengalaman yang dilakukan bersama.

4. Hati-Hati dengan Apa yang Kita Katakan

Pepatah di Indonesia mengatakan, mulutmu harimaumu. Anak-anak yang masih kecil gak akan pernah tahu brand mahal, barang-barang mewah jika bukan dari kita.

Ini tidak berarti kita tak  boleh membeli barang mewah, tapi pastikan berbicara sesuai situasi dan kondisi. Saat kita sudah paham beda kebutuhan dan keinginan, barulah kita boleh memperkenalkan barang-barang mewah dan status sosial kepada anak-anak.

Jika anak-anak masih terlalu kecil dan salah mengartikan, maka dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya di masa yang akan datang.

5. Ajarkan Kepada Anak untuk Memberi Perhatian Lebih Kepada Sesama

Ajarkan anak-anak untuk berempati dan peduli lingkungan sekitar. Ajarkan anak-anak untuk mau menolong sesama, berbagi, beramal dan memberikan sedekah.

Ajarkan anak-anak juga untuk mampu menolak sesuatu yang mereka gak butuhkan. Tahu kan kalau anak-anak itu melihat dan meniru. Jadi, berusahalah berbuat yang terbaik agar anak-anak cenderung meniru hal yang baik.

6. Jelaskan Nilai-Nilai Sebuah Keluarga

‘Harta yang paling berharga, adalah keluarga. Istana yang paling indah, adalah…Keluarga..’ pernah dengar lirik lagu ini? Ya, ini lirik lagu dari film seri Keluarga Cemara.

Banyak yang bisa ditiru dari film ini yang bisa diajarkan kepada anak-anak kita. Mulai dari nilai kekeluargaan, rasa saling menghargai, berempati, toleransi dan lainnya. Nilai-nilai tersebut yang nantinya akan dibawa oleh anak dalam kehidupan sosial. Dengan pelajaran nilai-nilai tersebut, diharapkan anak gak menjadi manusia yang materialistis.

Jika kita melihat atau mendengar orang tua yang mengeluhkan anaknya menjadi materialistis, maka hal tersebut adalah kesalahan orang tua. Siapa yang menanam, dia yang menuai.

Kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat merusak masa depan anaknya. Termasuk kesalahan dalam mendidik keuangan, bukan tak mungkin menjadikan keuangan masa depan anak berantakan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana
Sumber : Berbagai Sumber

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES