Peristiwa Nasional

Pesan 'Mak Jleb' Gus Dur Masih Dikenang Menag

Sabtu, 24 Desember 2016 - 15:01 | 30.61k
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Haul ke-7 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta pada Jumat (23/12/2016) (Foto: kemenag)
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Haul ke-7 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta pada Jumat (23/12/2016) (Foto: kemenag)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku masih mengenang pesan dari KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terutama soal perbedaan ziarah atau sowan kepada orang yang masih hidup dan orang yang sudah meninggal.

Dalam sambutannya pada Haul ke-7 Gus Dur di Ciganjur, Jakarta pada Jumat (23/12/2016), Menag memuji Gus Dur sebagai sosok yang suka bersilaturahmi, tak hanya kepada orang yang masih hidup, tapi juga kepada orang-orang yang sudah mati.

Dengan menjaga tradisi ziarah kubur, Presiden RI ke-4 ini berpesan pada Menag bahwa sowan orang mati lebih baik, karena tidak mungkin menipu, beda sama yang masih hidup.

"Jawaban ini benar-benar mak jleb. Mengandung pesan yang kuat bahwa tokoh yang sudah almarhum perlu kita ingat sebagai contoh agar dapat menjadi teladan atau bahan evaluasi," ujar Menag.

Menag juga menegaskan jika Gus Dur adalah guru dalam menyikapi perbedaan. Menurutnya, Gus Dur pernah beda pendapat dengan KH Asad Syamsul Arifin Situbondo. Meski media mengatakan kedua tokoh tersebut berkonflik, tapi di alam nyata, Gus Dur rajin silaturahmi ke KH Asad dan kiai lain yang beda opini.

"Hal sama juga dilakukan KH Asad. Meski beda pendapat, Beliau bilang, tetap menghargai Gus Dur sebagai putra dan cucu dari gurunya. Benar-benar teladan yang mampu menjadi obat penurun tensi," imbuh Menag.

Menurut Menag, memahami Gus Dur sejatinya mirip memahami medsos. Jika dikunyah mentah-mentah, maka akan tersedak dan muntah. Mencermati apa yang Gus Dur lakukan, harus dilakukan dengan cermat, jangan emosi apalagi nyinyir bahkan memusuhi.

"Tujuan utama Gus Dur adalah untuk kebaikan. Inilah keunggulan Gus Dur dibanding kita-kita ini. Gus Dur mampu karena tidak membutuhkan identitas dan popularitas. Sulit dipungkiri, almarhum merupakan deretan orang-orang baik di negeri ini," tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega
Sumber : Kemenag

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES