Peristiwa Daerah

E Village Budgeting Percepat Pelaporan Dana Desa

Kamis, 22 Desember 2016 - 22:36 | 124.73k
ILUSTRASI : Bendahara desa sedang mengisi aplikasi laporan keuangan dalam program e-Village Budgeting. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
ILUSTRASI : Bendahara desa sedang mengisi aplikasi laporan keuangan dalam program e-Village Budgeting. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sistem penganggaran desa terintegrasi dalam jaringan (daring) alias online atau yang diberi nama e-Village Budgeting mampu mempercepat proses penganggaran dan pelaporan keuangan desa. Ini terbukri dengan 189 desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur telah seratus persen merampungkan proses pencairan Dana Desa.

Di tahun 2016, seluruh desa di Banyuwangi mendapat kucuran Dana Desa sebesar Rp 134.467.216.000,- yang dicairkan dalam dua tahap.

“Seluruh desa telah selesai mencairkan Dana Desa pada 30 Nopember lalu,” ungkap Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD) Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Bidang Pemerintahan Desa, Faisol NS, Kamis (22/12/2016).

Cepatnya proses pencairan karena seluruh desa mampu membuat laporan penggunaan dana tepat waktu. Menurut Faisol, kerja bendahara desa sangat terbantu dengan adanya program e-Village Budgeting.

Dengan e-Village Budgeting, anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) bisa dimanfaatkan dengan efektif dan sesuai aturan. Selain itu, sistim tersebut memudahkan pengelolaan keuangan desa.

”Sangat memudahkan dalam mengatur keuangan. Tidak perlu manual. Semuanya jadi transparan dan bisa kami awasi secara langsung by system,” kata Faisol.

E-Village Budgeting di Banyuwangi terdiri atas tiga bagian, yaitu perencanaan, tata kelola, dan evaluasi. Sistem ini memangkas mata rantai penyusunan anggaran secara manual di desa. Melalui cara ini, pencairan anggaran juga mudah terpantau.

Meski demikian, Faisol mengaku kemampuan bendahara dan operator desa masih harus ditingkatkan untuk lebih mempercepat proses perencanaan dan pengelolaan keuangan desa.

“Ada satu desa yang belum mencairkan dana Alokasi Dana Desa (ADD) tahap 3 yakni Desa Badean, Kecamatan Kabat. Mereka belum membuat laporan sehingga pencairan belum bisa dilakukan. Itu disebabkan lemahnya kinerja, bukan karena e-Village Budgeting, nyatanya desa lain sudah cair semua,” pungkas Faisol. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES