Kesehatan

Bahaya Mengintai di Balik Manisnya Gula

Kamis, 15 Desember 2016 - 00:20 | 53.06k
ILUSTRASI, Gula (Foto: fajar)
ILUSTRASI, Gula (Foto: fajar)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rasa manis gula selalu menggoda siapa saja, baik tua maupun muda, bahkan balita. Namun mengkonsumsi gula perlu dikontrol sedini mungkin, sebab terlalu banyak gula akan mengakibatkan beragam permasalahan kesehatan. 

Berikut 10 dampak buruk dari gula

1. Gula merusak jantung

Studi dalam Journal of American Heart Association tahun 2013 akhirnya menemukan bukti kuat tentang mekanisme bagaimana gula merusak jantung. Studi menyatakan, molekul pada gula yang disebut glukosa 6-fosfat menyebabkan perubahan otot jantung yang berujung pada gagal jantung.

2. Gula membentuk lemak perut

Sebuah studi menemukan, konsumsi fruktosa (salah satu jenis gula) berlebih menyebabkan bertambahnya lemak perut yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Prevalensi obesitas meningkat beberapa tahun terakhir, baik pada dewasa maupun anak-anak. Salah satu penyebabnya yaitu tingginya konsumsi minuman manis. 

3. Gula membunuh diam-diam

Konsumsi fruktosa berlebihan berhubungan dengan peningkatan risiko kondisi resistensi leptin. Leptin merupakan hormon yang memberi tahu otak jika perut sudah kenyang. Jika tubuh mengalami resistensi leptin, maka otak tidak akan merasa terpuaskan meski tubuh sebenarnya sudah kenyang. Akibatnya, kita tidak bisa menghentikan keinginan untuk makan. Dalam jangka panjang hal ini tentu menyebabkan obesitas. Hal tersebut terjadi perlahan, sehingga orang sering kali tidak sadar sudah mengalaminya.

4. Gula memberi makan sel kanker

Setiap manusia berisiko kanker karena memiliki sel kanker di dalam tubuhnya. Meskipun begitu, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk mematikan sel kanker sehingga sel tersebut tidak lantas berkembang menjadi kanker yang mematikan. Sayangnya, konsumsi gula berlebihan akan merusak mekanisme tersebut. Ditambah lagi, studi baru-baru ini mengungkap, gula merupakan nutrisi yang baik bagi sel kanker untuk berkembang.

5. "Ketagihan" gula bisa diturunkan

Gula juga bersifat aditif sehingga mungkin ada istilah untuk ketagihan gula. Sayangnya, ketagihan gula ini bisa bersifat genetik yang dapat diturunkan, karena melibatkan perubahan pada hormon ghrelin. Ghrelin merupakan hormon yang mengatakan pada otak saat tubuh lapar. Namun, perubahan pada hormon ini akan mengakibatkan tubuh lapar dan ingin makan terus menerus.

6. Gula dan alkohol memiliki efek racun yang hampir sama

Sebuah studi dalam jurnal Nature mengindikasikan gula bisa jadi sama bahayanya dengan alkohol. Studi tersebut menunjukkan, konsumsi fruktosa dan glukosa berlebihan memberikan efek racun pada hati. Efek ini ternyata juga hampir sama dengan yang diberikan oleh alkohol.

7. Gula menurunkan kemampuan otak

Gula diketahui dapat mempercepat proses penuaan sel, begitu pula sel-sel otak. Maka dengan mengonsumsi banyak gula, sel-sel otak cenderung akan mengalami penurunan fungsi lebih cepat.

8. Gula sering bersembunyi pada makanan "tanpa gula"

Mengurangi gula bukan hanya dengan mengurangi makanan-makanan manis seperti permen, kue, biskuit, dan sebagainya, karena sebenarnya ada juga makanan yang dianggap tanpa gula tetapi ternyata mengandung banyak gula. Contohnya saus tomat, roti, kraker, dan lain-lain.

9. Minuman manis mungkin memperpendek umur

Sebuah studi tahun 2013 memperkirakan ada 180.000 kematian di seluruh dunia yang diakibatkan konsumsi minuman manis. Para peneliti menyimpulkan, kematian mungkin dikarenakan hubungan minuman manis dengan risiko seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

10. Gula membuat gemuk

Fakta ini paling jelas terlihat dari konsumsi gula berlebih. Konsumsi gula berlebih akan menyumbang asupan kalori yang seharusnya didapat dari makanan lain yang mengandung banyak zat gizi sehingga tanpa disadari kalori yang diasup melebihi dari batas kalori per hari dan membuat bobot bertambah.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : Kompas

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES