Peristiwa Daerah Bondowoso Istana Organik

Petani Bondowoso Olah Pepaya Jadi Abon dan Kripik

Selasa, 13 Desember 2016 - 12:26 | 105.05k
Panen Raya bersama Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi bersama pihak Desa dan Kecamatan setempat. (Foto: Istimewa)
Panen Raya bersama Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi bersama pihak Desa dan Kecamatan setempat. (Foto: Istimewa)
FOKUS

Bondowoso Istana Organik

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Petani pepaya di Desa Karanganyar, Kecamatan Tegal Ampel, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, gelar panen raya. Pepaya yang dihasilkan adalah pepaya organik. Dari pepaya itu, juga diolah jadi Abon dan kripik Pepaya.

Hadir menyaksikan panen raya itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso H Karna Suswandi, pihak Kecamatan serta kepala desa dan perangkat desa, Salasa (13/12/2016).

Selain itu, juga hadir para pendamping desa pendamping lokal desa. Adapun pertanian pepaya organik itu, digagas oleh Kelompok Tani Mitra Pepaya. Pihaknya berhasil mengembangkan hasil pertanian pepaya organik di lahan seluas 5 hektar.

Menurut keterangan Hj Ana, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Desa Karanganyar, bahwa hasil pepaya di desa yang didampinginya, rata-rata mencapai 60 buah per pohon. "Dan sekarang dikembangkan lagi di lahan baru seluas 1 hektare," katanya.

Dengan melihat perkembangkan usaha pepaya tersebut, dinilai sangat bagus dan perkembangannya sudah cukup pesat serta petani setempat memiliki kreativitas luar biasa.

Kates-ThailandJcB6.jpg

"Buah pepaya yang ada, tidak dijual seperti pada umumnya, yakni ke pasar. Tetapi sudah memiliki home industri untuk dibuat kripik, es buah dari pepaya dan abon pepaya. Untuk dodol masih dalam proses belajar," ujar Karna.

Inovasi terus dikembangkan dan menjadi prospek pengembangan kedepannya dan akan lebih diarahkan ke pertanian organik.

Menurut Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi, inovasi yang dilakukan perlu terus dikawal untuk terus dikembangkan.

"Untuk penjualannya, akan saya komunikasikan ke Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, supaya hasil dari home industri nantinya bisa dikemas dengan baik dan dipasarkan secara maksimal," jelasnya.

Selain itu, Karna juga berharap, untuk menuju pengembangan dan kemandirian, diperlukan kesolidan dan sinergitas antar semua pihak. "Harus bekerja kompak, solid dan terus berinovasi menuju Desa Mambangun," katanya.

Ditempat yang sama, yang juga mengikuti panen raya, pendamping desa di Kecamatan Tegal Ampel, Muhammad Rizki Septiadi menyampaikan, bahwa tanaman pepaya jenis Thaland, juga dibantu oleh Dana Desa (DD), berupa bantuan alat berat proses pengolahan tanah.

"Selain itu, berupa pelatihan pengembangan budidaya pepaya. Hasilnya, memproduksi Abon pepaya yang sekarang sudah terjual bebas di masyarakat," katanya.

Inisiatif Abon pepaya itu sebagai bentuk antisipasi dan memanfaatkan pepaya yang sudah tidak layak dijual alias kondisi pepaya sudah terlalu matang.

"Dari pada terbuang secara sia-sia, petani kami arahkan untuk membuat Abon pepaya. Alhamdulillah, berjalan baik dan maksimal. Saat ini, sudah tidak ada pepaya yang terbuang secara sia-sia," katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES