Peristiwa Daerah

Alumni Smansa Tuban Galang Dana untuk Korban Banjir

Jumat, 09 Desember 2016 - 17:14 | 36.59k
Alumni SMA 1 Tuban Salurkan bantuan kepada korban banjir di Desa Patihan, Kecamatan Widang, Tuban, Jum\'at (09/12/2016) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)
Alumni SMA 1 Tuban Salurkan bantuan kepada korban banjir di Desa Patihan, Kecamatan Widang, Tuban, Jum\'at (09/12/2016) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Luapan sungai bengawan solo yang melanda di sejumlah desa di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjadi perhatian banyak masyarakat.

Salah satunya kumpulan alumni Sekolah SMA Negeri 1 Tuban (SMANSA) angkatan 1993-1996. Demi untuk memberikan saluran bantuan terhadap para korban bencana banjir luapan bengawan solo, mereka menggalang dana bantuan dengan cara menarik iuran kepada para alumni yang didominasi pejabat, pengusaha, dokter, TNI dan Polri itu.

Hasil iuran yang telah terkumpul, kemudian mereka belanjakan berupa barang seperti beras, mi instan, popok anak-anak, dan pembalut, serta obat-obatan.

Secara beramai-ramai bantuan itu kemudian disalurkan kepada para korban luapan sungai bengawan solo di Desa Patihan, Kecamatan Widang, Tuban.

"Baksos Alumni Smansa 93-96 ini kami salurkan berupa Beras satu kwintal, Mi instan, Air mniral, Sarung 50 biji, Pembalut, Pempes anak2, obat obatan, Salep nyeri, parasetamol, antibiotik, obat gatal, masker," kata Kordinator bakso Alumni Smansa, Wakhid Sugito, Jum'at (09/12/2016).

Bantuan itu diberikan langsung kepada pemerintah desa yang diwakili oleh Kepala Urusan Umum Dan Pemerintahan (KAUR) Desa Patihan, Nuril Huda.

Harapan dengan baksos ini, yang pertama kita bisa  bersilaturahmi kepada korban bencana banjir luapan bengawan solo, menurut Sugito bukan dinilai nominal bantuan yang mereka berikan tetapi adalah nilai kepedulian terhadap para korban bencana. 

"Mudah-mudah bantuan kami bisa meringankan beban bagi para korban bencana banjir," ungkapnya.

Di Desa Patihan, Kecamatan Widang, korban bencana banjir tercatat sebanyak 354 rumah diatas 1000 jiwa. Banjir selama sepulu hari akibat luberan bengawan solo itu ketinggian air di dalam rumah berfariatif antara 50 centi meter sampai 75 centi meter.

Selain merendam rumah warga, air banjir juga mengakibatkan puluhan  hektar tanaman padi siap panen di Desa Patihan juga rusak dan gagal panen.

"Banjir selama sepuluh hari itu selain merendam rumah warga kami juga mengakibatkan tanaman padi siap panen yang berusia antara 70 sampai 80 hari seluas 54 hektar di terjang banjir dan rusak," jelas Kepala Urusan Umum Dan Pemerintahan, Desa Patihan, Nuril Huda.

Akibatnya, para petani menderita kerugian yang cukup besar hingga ratusan juta. Nuril Huda menjelaskan, untuk mengantisi banjir susulan pihak desa tidak memiliki banyak upaya, sebab di desa Patihan tidak ada tanggul karena bantaran.

"Untuk mengantisapasi banjir susulan di desa Patihan tidak ada upaya karena tidak ada tanggul," keluh Huda.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES