Indonesia Positif

Teladan Dakwah Kanjeng Nabi SAW

Selasa, 06 Desember 2016 - 11:11 | 54.64k
Peserta pembinaan BTQ di UNY. (Foto: AJP TIMES Indonesia)
Peserta pembinaan BTQ di UNY. (Foto: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – “Dakwah kita adalah dakwah keteladanan”. Kalimat itu disampaikan oleh Jahidin, Program Officer Daarul  Quran  dalam acara Pendampingan Beasiswa Tahfidz Quran (BTQ) For Leaders di Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu (27/11/2016 ) lalu.

Lembaga ini didirikan atas dasar keteladanan ustadz Yusuf Mansur yang menginisiasi gerakan rumah tahfidz untuk menyelesaikan permasalahan di sekitar rumahnya. Masalah mereka yang belum bisa membaca Quran , masalah mereka yang belum mengerti agama. Ikhtiar Ustadz Yusuf Mansur menjadi role model dalam metode dakwahnya yang sesungguhnya juga meneladani Kanjeng Nabi Rasulullah SAW..

“Selesaikan masalah mereka dulu, baru kita masuki dakwahnya," ungkap Maulana Kurnia Putra, manager Cabang PPPA Daarul Quran Yogyakarta.

Ya, menyelesaikan masalah umat terlebih dahulu. Penuhi perut mereka dahulu. Baru kemudian mereka akan mengikuti perlahan-lahan apa yang kita bawa, apa yang kita ajarkan.

Karena karakter masyarakat kebanyakan adalah oportunis, hanya mau ketika ada sesuatu yang bisa mereka ambil. Karena masyarakat memiliki masalah yang kompleks. Sehingga, mereka akan lebih memilih menyelesaikan masalah terlebih dahulu daripada mengaji.

Konsep keteladan dalam sebuah kepemimpinan sangat diperlukan agar tercipta kondisi ideal yang diharapkan. Konsep ini yang diterapkan oleh Ustadz Yusuf Mansur dalam mendirikan rumah tahfidz, yang kini santrinya sudah ribuan. Bahkan, ratusan ribu tersebar di seluruh Indonesia.

Konsep ini juga senantiasa diusung PPPA Daarul Quran dalam setiap program-program yang nyata tanpa pamrih gempita media. Dapat kita lihat beberapa program besar PPPA Daarul Quran , yakni Jembatan Kehidupan, Kampung Qur’an, Rumah Tahfidz, BTQ for Leaders, dan Pesantren Tahfidz juga program-program lainnya.

Ikhtiar PPPA Daarul Quran adalah berusaha untuk bisa memberi manfaat semaksimal mungkin. Semua program itu dilaksanakan nyata memberi manfaat bagi masyarakat, tidak hanya sekali habis namun kontinyu atau berkelanjutan.

BTQ For Leaders adalah salah satu program berkelanjutan yang dicanangkan PPPA Daarul Quran . Pada 2016 ini adalah tahun pertama BTQ For Leaders lahir untuk dibesarkan menjadi pemimpin Quran yang menerapkan konsep keteladanan. Sebanyak 18 peserta dari Jogja dan Semarang turut hadir dalam pembinaan bulanan BTQ For Leaders oleh PPPA Daarul Quran .

Para mahasiswa semester satu ini adalah bibit-bibit pemimpin yang sengaja disemai dengan lahan Quran dan dipupuk dengan kepemimpinan. Harapannya, kelak mereka dapat dipanen sebagai pemimpin Quran yang bisa menjadi teladan di masyarakat. Sehingga, menjadi juru dakwah yang kompeten yang dapat menyelesaikan masalah sosial berbasis Tahfidzul Quran .

Salah satu syarat penerima beasiswa ini adalah mereka harus menghafal Al Quran selama empat tahun, itu artinya dalam satu tahun mereka harus menghafal sebanyak tujuh juz. Tapi, menghafal Quran saja belum cukup karena belum menyelesaikan masalah. Mereka masih membutuhkan banyak hal sebagai bekal untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat.

“Indikator kesuksesan seorang mahasiswa itu bukan ketika lulus IPK-nya cumlaude, kerja di multinational corporation, kerja enak, duit banyak, bawaannya mobil. Sekali lagi bukan. Tapi bagaimana dia bisa menyelesaikan masalah umat di sekitarnya," ungkap Jahidin dengan menggebu memberi semangat pada peserta BTQ For Leaders.

Menghafal Quran saja belum cukup. Mereka membutuhkan karakter seorang pemimpin yang dapat menyelesaikan masalah umat. Mereka membutuhkan skill berkomunikasi yang baik agar permasalahan bisa diterjemahkan dan ditemukan solusinya. Pembinaan bulanan BTQ For Leadershanyalah salah satu bekal ilmu yang mereka butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan.

Empat tahun mendatang, para peserta BTQ For Leaders diharapkan telah siap diterjunkan di masyarakat untuk berdakwah selama satu tahun. Mereka akan menjadi pemimpin Qurani dalam lingkup Kampung Quran yang menjadi teladan bagi satu wilayah marjinal yang sebagian besar masyarakat belum mengerti baca tulis Al Quran . Ini adalah tujuan jangka pendeknya.

Ke depannya, mereka adalah harapan generasi baru yang kelak menjadi Pemimpin Qurani . Bukan sekadar memimpin, namun juga menerapkan nilai-nilai Al Quran dalam keseharian, dalam kepemimpinan, juga dalam keteladanan. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES