Indonesia Positif

Kolaborasi Wayang ASEAN Tampil di Pesantren Tebuireng

Senin, 05 Desember 2016 - 16:26 | 88.11k
Pentas kolaborasi dengan lakon Ramayana yang berlangsung selama hampir satu jam itu diikuti oleh grup wayang dari sembilan negara ASEAN. di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (5/12/2016) (Foto: ajp.TIMES Indonesia)
Pentas kolaborasi dengan lakon Ramayana yang berlangsung selama hampir satu jam itu diikuti oleh grup wayang dari sembilan negara ASEAN. di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (5/12/2016) (Foto: ajp.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Dalam rangka memeriahkan ulang tahun ke-10, Asosiasi Wayang ASEAN (AWA) atau ASEAN Puppetry Association (APA) menggelar pentas kolaborasi wayang di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (5/12/2016). Pentas kolaborasi dengan lakon Ramayana yang berlangsung selama hampir satu jam itu diikuti oleh grup wayang dari sembilan negara ASEAN.

"Kami juga menggelar sidang tahunan ke tujuh dan festival wayang ASEAN. Kami tampilkan wayang ASEAN secara individual (masing-masing negara) maupun pentas kolaborasi, yang salah satunya ditampilkan di sini," ujar Sekretaris Jenderal AWA/APA Suparmin Sunjoyo.

Pagelaran-Wayang-AseanUVn6.jpgPara kru Asosiasi Wayang ASEAN (AWA) berpose bersama dengan para santri Pesantren Tebuireng. Salah satu adegan gelaran wayang oleh AWA (foto bawah). (foto: ajp.TIMESindonesia)

Sebelum menggelar pentas kolaborasi di Pesantren Tebuireng, tambah Suparmin, pihaknya telah menggelar pentas serupa di Mojokerto. "Rangkaian kegiatan sidang tahunan APA dan festival wayang dipusatkan di Mojokerto sejak 30 November lalu," katanya.

Pentas kolaborasi di lingkungan pesantren ini juga untuk mengingatkan bahwa penyebaran Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kesenian wayang. "Kita semua tahu bahwa penyebaran Islam, khususnya di Jawa, antara lain dilakukan melalui wayang. 

Karena itu, kami mengharapkan juga lulusan Pesantren Tebuireng nantinya ada yang turut mengembangkan wayang ASEAN," harap Suparmin.

Di tempat sama, Sekretaris Utama Pesantren Tebuireng Abdul Ghofar menyambut baik pentas kolaborasi ini. 

"Harapan kita, pondok pesantren dan masyarakat Islam bisa meniru apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dalam berdakwah untuk menyiarkan Islam dengan halus, toleran dan tidak menimbulkan konflik dalam masyarakat," ungkapnya.

Pagelaran-Wayang-Asean-2IDJ9M.jpg

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Ghofar ini, dalam menyiarkan Islam, Sunan Kalijaga juga menciptakan karakter Punakawan. Dan karakter itu hanya ada dalam pewayangan Indonesia. "Tidak tertutup kemungkinan, di tempat lain juga ada kearifan lokal yang bisa diangkat dalam karakter pewayangan untuk menyiarkan Islam," ungkapnya.

Pentas kolaborasi ini menampilkan para artis dari sembilan negara. Yaitu, Anucha Sumaman (Thailand), Pangna Phranakhone (Laos), Mann Kosal, dan Sang Thorn Chek (Kamboja), Kamarudin HJ Othman (Brunei Darussalam), Donarose Marzan, dan Kiarra Poblacion (Philippines), Tin Tin Oo, Thet Thet Htwe Oo, dan Myint Mo (Myanmar), Suzlaifan Sulaimin (Singapore), Bui Duy Hieu, Nguyen Hong Phong, dan Nguyen Ngoc Triu (Vietnam), dan Wahyu Dunung Raharjo, Bimo Sinung Widagdo, dan Santi Dwisaputri (Indonesia).

Usai pementasan, seluruh delegasi AWA/APA juga diajak untuk melakukan ziarah ke makam Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES