Ekonomi

Nilai Tukar Petani Mengalami Penurunan Sebesar 0,06 Persen

Jumat, 02 Desember 2016 - 08:53 | 19.79k
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menjelaskan penurunan nilai tukar petani. Hari Jumat Desember 2016.(Foto Khadafi/Times Indonesia)
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menjelaskan penurunan nilai tukar petani. Hari Jumat Desember 2016.(Foto Khadafi/Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, BALI – Dari data resmi Badan Pusat Statistik(BPS) Bali. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan november 2016 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,06% dari 107,13 pada bulan oktober 2016 menjadi 107,06. 

Dari sisi indeks yang diterima petani tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,34% dari 130,51 di bulan sebelumnya menjadi 130,96. Sementara dari indeks yang dibayar petani juga tercatat yaitu 0,40% dari 121,83 menjadi 122,32.

Dari penjelasan Kepala BPS Adi Nugroho di ruang Vicon kantor Bada Pusat Statistik, Jumat (02/12/2016), berdasarkan Indeks Harga Konsumen Perdesaan (IHKP) bulan November 2016 daerah pedesaan di Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 0,50% terhadap bulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kondisi harga secara nasional yang juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,87%.

Adi Nugroho juga menyampaikan hal ini bisa dilihat dari subsektor tanaman pangan dan palawija yang pada bulan November yang mengalami penurunan dari 97,36 menjadi 97,00, yang artinya NTP terhadap tanaman pangan masih dibawa nilai 100.

Sehingga nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi petani. 

Hal lain lagi tentang NTP subsektor hortikultura yang mengalami kenaikan di bulan november 2016 sebesar 0,20% dari 106,05. Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan 0,53%, sedang indeks harga yang harus dibayar petani juga mengalami kenaikan 0,32%. 

Kenaikan ini terjadi dipengaruhi naiknya harga kelompok komoditas sayur-sayuran 3,62% walaupun buah-buahan dan tanaman obat menurun masing-masing sebesar 1,07% dan 1,53%.

Namun menurut Adi Nugroho NTP subsektor perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan paling besar, dalam catatan di bulan November 2016 mengalami kenaikan 1,06% dari 105,09 menjadi 106,20. 

Secara umum naiknya NTP perkebunan rakyat dipicu oleh  indeks yang diterima petani yang naik sebesar 1,49% sedang indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan lebih kecil 0,42%. Hal ini disebabkan naiknya komoditas Kelapa, Kopi dan tembakau. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES