Olahraga

Belasan Atlet Terindikasi Doping, KONI Tunggu Hasil Autentik

Selasa, 29 November 2016 - 16:07 | 118.34k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komite Olahraga Nasional (KONI) Pusat masih menunggu hasil laporan autentik tes dari India terkait 12 atlet yang terindikasi doping. 

Menurut informasi Wakil I Bidang Organisasi KONI Pusat Eman Sumusi yang dihimpun dari cnnindonesia.com, pihak KONI tengah menunggu hasil autentik tes doping yang dibuat di India. 

Sebab, meski informasi tersebut telah diterima, Eman tidak mengamini hal tersebut sampai ada hasil resmi yang dikirimkan kepada PB PON. 

"Hasil formalnya belum disampaikan kepada kami. Doping itu kan bersifat rahasia, tapi akhirnya tidak rahasia kalau sudah ada hasil autentiknya atau yang aslinya," kata Eman, Selasa (29/11/2016). 

Pria yang juga menjabat Sekretaris Panitia Pengarah dan Pengawas PB PON 2016 itu, menjelaskan untuk memverifikasi hasil ini, maka akan dilihat Therapeutic Use Exemptions (TUE) atau catatan konsumsi atlet sebelum menjalani tes. 

Eman pun mencontohkan TUE ini, akan melihat asuoan atlet mulai dari minum apa dan konsumsi apa untuk menentukan jenis dopingnya. 

"Misalnya atlet ini lagi flu, minum obat apa, ada tidak kandungan zat doping itu di sana?" tambahnya. 

Sebagai informasi, sampai berita ini ditulis pihak PB PON dan KONI Pusat masih menunggu hasil otentik tes doping dari India. 

Sedangkan, untuk mengeluarkan hasil yang dikeluarkan Laboratorium Anti-Doping Nasional India masih harus mendapatkan rekomendasi dari WADA (Badan Anti Doping Dunia). 

Dalam prosesnya WADA harus memiliki kerja sama dengan lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) untuk mengeluarkan hasil itu.

Menurut Eman, saat ini LADI yang merupakan lembaga bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) itu belum menjalankan fungsinya dengan baik. 

Karena, semua catatan direkam WADA akan dikirim dari India yang berada di bawah pengawasan WADA. 

"Jadi, pengiriman hasil otentik ke LADI juga harus kepada lembaga yang mendapat akreditasi dari WADA. Itu yang masih bermasalah," katanya.

Sementara untuk bisa mendapat akreditasi WADA, ada beberapa faktor dan persyaratan yang harus dipenuhi. Beberapa diantaranya yakni, adanya tenaga ahli yang terakreditasi serta laboratorium yang harus beroperasi dengan target. 

Eman berharap hasil otentik segera dikirim, setelah tiga bulan digelarnya PON ini. Karena hasil otentik dari sampel A ini, nantinya akan dikirim ke PB PON, selanjutnya akan diteruskan ke KONI Provinsi dan atlet terkait untuk memikirkan banding.
 
"Barangya juga sudah jadi, tapi belum dapat izin terkait keberadaan WADA dan LADI itu sendiri. Kalau nanti sudah dikirim harus dilunasi pembayarannya ke India," tambahnya. 

Jika sudah selesai pengiriman hasil A, LADI nantinya akan membuat pengadilan untuk menggelar perkara banding sebelum dikirimkan sampel B atau sampel urine kedua ke India. 

Sebagai informasi juga, India menjadi pilihan PB PON untuk mengirimkan sampel urine untuk di tes doping, dengan alasan laboratorium anti doping di India lebih murah dari segi biaya dibandingkan di Thailand maupun China. 

Eman juga mengatakan dari 9.251 atlet yang mengikuti PON XIX 2016 di Jawa Barat pada 17-29 September hanya 479 sampel urine atlet diambil terutama dari cabang olahraga terukur. Tapi nyatanya, hanya 473 sampel yang bisa dikirim ke India. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES