Peristiwa Daerah

KH Zuhri Zaini: Jaga Ukhuwah Wathaniyah untuk Indonesia

Minggu, 27 November 2016 - 11:51 | 283.55k
KH. Zuhri Zaini, BA saat memberikan tausiyah dalam acara Temu Alumni Nurul Jadid yang dilaksanakan di Kampus UNISMA Malang, (27/11/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
KH. Zuhri Zaini, BA saat memberikan tausiyah dalam acara Temu Alumni Nurul Jadid yang dilaksanakan di Kampus UNISMA Malang, (27/11/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Melihat kondisi bangsa Indonesia yang sedang mendapat ujian berat, umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia diminta untuk tetap menjaga Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah.

Saling menjaga kerukunan antar umat beragama dan membudidayakan rasa saling membutuhkan, saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada didalam NKRI.

Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, KH Zuhri Zaini, dalan ceramah ilmiahnya, dalam acara Sambut Maba 2016 dan Temu Alumni Ponpes Nurul Jadid, yang digelar di Universitas Islam Malang (Unisma), Minggu (27/11/2016).

Dalam kesempatan itu, kiai Zuhri banyak mengulas soal peran para pejuang yang ternyata banyak yang lahir dari Pesantren.

"Mayoritas pejuang banyak para santri. Peran para pejuang diakui dan akhirnya ada Hari Santri Nasional. Karena peran para pejuang di masyarakat," katanya.

Lalu, apa peran generasi muda dan masyarakat secara umun saat ini? Menurut kiai Zuhri, generasi muda dan rakyat Indonesia saat ini harus mengisi kemerdekaan. Terutama kaum santri.

Kiai Zuhri juga menyampaikan makna Jihad. Karena banyak yang memaknaik jihad dengan sangat sempit. "Makna jihad jangan dipersempit. Musuh kita saat ini adalah kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan sejenisnya. Itu yang harus dilawan. Jika dilawan akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat," katanya.

Jika sudah memberikan manfaat kepada orang lain jelasnya, akan diakui eksistensinya. "Sebagai santri harus bisa berkontribusi dan kita tidak perlu pengakuan sebenarnya. Tapi sekarang alhamdulillah sudah diakui dengan hadirnya Hari Santri Nasional," katanya.

Karena, bukan pengakuannya yang harus didahulukan. Tapi, perjuangan nyata di masyarakat. "Jika pengakuan yang didahulukan itu pencitraan namanya," aku kiai Zuhri.

Saat ini, generasi muda, para santri dan mahasiswa harus perbanyak mencari bekal (ilmu) untuk bekal nanti di masyarakat. "Ibadah sosial yang sangat dibutuhkan di masyarakat. Bukan hanya ibadah ritual," jelasnya.

Hidup di dunia itu bukan hanya untuk ibadah ritual kepada Allah dan lupa atas ibadah sosialnya. "Mengatasnamakan agama lalu ngebom. Itu tidak benar," jelasnya.

Indonesia saat ini beber kiai Zuhri, sedsng dapat ujian berat. Dari itu harus terus menjaga dan memelihara ukhuwah. Terutama Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah.

"Ukhuwah Wathaniya sedang dapat ujian. Jangan terbawa dengan emosi. Selalu berpikir dampak dari apa yang akan kita lajukan. Jangan malah melakukan sikap atau perbuatan menjadi bumerang. Karena semua perilaku ada etikanya," kata kiai Zuhri.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES