Peduli Rohingya, Para Pelajar Ini Gelar Doa

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Banyuwangi, prihatin dengan adanya aksi kekerasan yang menimpa etnis muslim Rohingya, Myanmar. Sebagai bukti kepedulian dan solidaritas sesama umat Islam, mereka menggelar doa bersama agar segera tercipta kedamaian.

“Kita berharap penindasan terhadap saudara kita, etnis Rohingya, tak terjadi lagi,” ucap Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Banyuwangi, usai doa bersama di kantor PC Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (23/11/2016).

Selain doa bersama, aktivis muda Nahdliyin ini juga menyampaikan tiga poin pernyataan sikap. Pertama, IPNU dan IPPNU Banyuwangi, mengutuk setiap tindak kekerasan yang menciderai rasa kemanusiaan atas nama apapun. Terlebih yang dilandasi dengan ajaran keagamaan tertentu.

Mereka juga mendesak kepada Pemerintah Indonesia untuk terlibat penuh dalam upaya - upaya diplomatik mewujudkan kedamaian bagi etnis Rohingya.

"Kami mengapresiasi respon cepat Pemerintah Indonesia melalui Menlu (Menteri Luar Negeri) yang telah melakukan klarifikasi dan langkah - langkah diplomatik, namun, kami mendesak Presiden Jokowi untuk lebih intens lagi dalam melakukan penekanan pada Myanmar. Indonesia sebagai salah satu negara besar di Asean harus menunjukkan kekuatan diplomatiknya," ulas Yahya.

Ketiga, IPNU dan IPPNU menghimbau kepada masyarakat untuk tidak gegabah dalam melihat kasus Rohingya. Karena konflik Rohingya dinilai sebagai konflik sosial yang merambat ke isu keagamaan.

"Oleh karena itu, kami berharap masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi dengan ajakan - ajakan jihad yang justru akan membuat runyam keadaan. Apalagi sampai muncul di kalangan umat muslim Indonesia budhaphobia karena yang melakukan kekerasan kebetulan beragama Budha," kata Ketua PC IPNU Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement