Pendidikan Teknologi Pertanian Indonesia

STPP Bogor Jawara Inovasi Penyuluhan

Senin, 21 November 2016 - 18:11 | 94.51k
Para peserta kompetisi Inovasi Penyuluhan Pertanian dari 6 STPP se Inodonesia besama dewan juri yang di gelar di Lab. BPP STPP Malang, Jawa Timur, (21/11/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
Para peserta kompetisi Inovasi Penyuluhan Pertanian dari 6 STPP se Inodonesia besama dewan juri yang di gelar di Lab. BPP STPP Malang, Jawa Timur, (21/11/2016). (Foto: Senda Hardika/TIMES Indonesia)
FOKUS

Teknologi Pertanian Indonesia

TIMESINDONESIA, MALANG – Mengangkat topik "The Benefit of Using Local Microorganism Probiotics Obtained from Banana Humps", Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Bogor berhasil meraih juara pertama Inovasi Penyuluhan dalam ajang "Inovasi dan Teknologi Mahasiswa STPP se-Indonesia 2016" yang berlangsung di Malang, Jawa Timur.

Meraih nilai 95, STPP Bogor menjadi jawara disusul STPP Magelang yang meraih nilai 88.

BACA JUGA: STPP Se-Indonesia Gelar Aksi Donor Darah

Menggunakan wayang sebagai media penyuluhan, empat mahasiswa STPP Magelang mengangkat topik "The Impact of Herbal Multivitamin on The Superrior Organic Poultry Farm."

Peringkat ketiga diraih STPP Malang dengan topik penyuluhan bidang peternakan berjudul‎ "Thematic Sustainable Extension Design in Artificial Insemination of Ayam Kampung".

Setiap peserta inovasi membawakan presentasi menggunakan bahasa Inggris, termasuk saat tanya jawab dengan dewan juri.‎ Peserta diwajibkan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Inggris.‎

Anggota dewan juri, Ir Hendri Arianto MEd mengatakan, ajang inovasi penyuluhan menggunakan bahasa Inggris ini merupakan langkah maju bagi para penyuluh pertanian, khususnya dalam menyongsong kompetisi global, memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Ini langkah yang maju bagi calon penyuluh di STPP. ‎Ini baru pertama, penyuluh pertanian mengikuti ajang kontes berbahasa Inggris," ujar Hendri kepada TIMES Indonesia, Senin (21/11/2016) ditemui usai penjurian di Laboratorium Balai Penyuluhan Pertanian STPP Malang.

Menurutnya, penyuluh harus bisa menjabarkan hasil penelitian dengan baik dan bisa menyesuaikan dengan audiens. Sehingga hal yang sulit menjadi mudah diterima oleh para petani.‎

"Penyuluh itu bertemu dengan petani yang memiliki beragam latar belakang baik pendidikan, usia, dan lainnya," ujar pria yang aktif sebagai penyuluh pertanian sejak tahun 1981 ini.

Dalam penilaian inovasi ini, tutur dia, juri menekankan pada sejumlah kriteria, yaitu metode penyuluhan, materi yang digunakan, dan media yang dipakai dalam penyuluhan.

Dia berharap, ajang semacam ini menjadi 'wajib' bagi para calon penyuluh agar mampu bersaing dan memenuhi tuntutan global.

"Selain penguasaan ilmu, kemampuan berbahasa asing menjadi mutlak dalam kondisi saat ini dan ke depan. Kemampuan akan semakin terasah itu juga karena pengalaman atau jam terbang," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES