Peristiwa Daerah

Perempuan yang Menikah Muda Rentan Terkena Kanker Serviks

Jumat, 11 November 2016 - 14:16 | 194.00k
Petugas medis, saat mendata pasien yang mengikuti pemeriksaan pap smear dan kanker payu dara di RSD Balung, Jumat (11/11/2016). (Foto: Mahrus S/TIMES Indonesia)
Petugas medis, saat mendata pasien yang mengikuti pemeriksaan pap smear dan kanker payu dara di RSD Balung, Jumat (11/11/2016). (Foto: Mahrus S/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Perempuan yang menikah di usia muda rentan terkena kanker serviks atau kanker leher rahim. Selain itu, wanita yang kerap bergonta-ganti pasangan seks juga disebut sebagai salah satu penyebab terserangnya penyakit mematikan tersebut.

“Perempuan yang memiliki banyak anak juga rentan terkena kanker serviks,” kata Dokter Murod, Sp.OGK, disela-sela pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan kanker payu dara di Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jum’at (11/11/2016) siang.

Pap Smear merupakan sebuah tes yang dapat memeriksa keadaan sel-sel pada serviks atau leher rahim dan vagina.

Murod menjelaskan, berdasarkan sejumlah penelitian, perempuan yang relatif aman dari kanker serviks adalah yang menikah diatas usia 20 tahun. Jika kurang dari itu, maka ada ketidaksiapan sel dalam leher rahim yang menyebabkan infeksi virus sehingga memicu sel kanker serviks.

“Penyakit ini adalah penyebab kematian perempuan tertinggi selain kanker payudara. Diperkirakan setiap setengah jam ada satu perempuan yang meninggal karena kanker serviks,” ujarnya.

Menurut dia, kanker serviks dapat menyerang kaum perempuan semua usia yang telah menikah, bahkan hingga usia lanjut. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini terhadap penyakit mematikan ini dengan melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin selama 6 bulan hingga 1 tahun sekali.

“Dengan pemeriksaan rutin, perubahan sel-sel yang mungkin bisa berkembang menjadi kanker atau sudah menjadi kanker bisa terdeteksi,” terangnya.

Murod menambahkan, melihat ganasnya penyakit ini semua pihak harus memperhatikan kaum perempuan, mulai dari keluarga hingga pemerintah. Karena kanker serviks pada mulanya tak menimbulkan gejala dan baru diketahui setelah mencapai stadium lanjut.

“Tak ada jalan lain, harus diperiksakan rutin. Caranya mudah, kok. Dan di Jember sudah ada bidan yang terlatih khusus untuk melakukan pemeriksaan serviks,” katanya.

Pemeriksaan pap smear dan ini kanker payu dara ini disambut antusias oleh kaum perempuan di Jember. Karena biayanya cukup ringan, sedangkan bagi pemegang kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa mendapat layanan gratis.

“Untuk umum hanya Rp 100 ribu. Sementara pemegang kartu BPJS, Jamkesmas maupun Jamkesda gratis,” tutur Panitia Penyelenggara Pap Smear dan Pemeriksaan Kanker Payudara RSD Balung, Arif Affandi.

Menurutnya, pemeriksaan ini akan dilakukan dua kali yakni Jum’at (11/11/2016) hari ini dan Jum’at (18/11/2016) pekan depan.

“Hingga siang ini tercatat ada 30 perempuan yang telah mendaftar. Mungkin nanti jumlahnya bisa bertambah, karena memang sehari penuh,” ucapnya.

Sementara itu, Dewi Puspita, salah seorang pasien pap smear tersebut mengaku berminat mengikuti program itu karena khawatir terjangkit kanker serviks. Setelah mengetahui penjelasan dari petugas medis, untuk selanjutnya dirinya berencana melakukan pemeriksaan ini secara rutin.

“Takutnya seperti Jupe (Julia Perez) itu kan? Insyaallah saya akan rutin memeriksakan diri karena memang sudah tahu bahayanya seperti apa,” tandasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES