Peristiwa Daerah Hari Pahlawan Nasional

Kunjungi Rumah Pejuang, Pelajar Probolinggo Dengarkan Cerita Perang Kemerdekaan

Rabu, 09 November 2016 - 14:07 | 103.37k
Pelajar Kota Probolinggo saat menyimak cerita Marlena, veteran pejuang kemerdekaan RI, Rabu (9/11/2016). (foto: M Iqbal/TIMES Indonesia)
Pelajar Kota Probolinggo saat menyimak cerita Marlena, veteran pejuang kemerdekaan RI, Rabu (9/11/2016). (foto: M Iqbal/TIMES Indonesia)
FOKUS

Hari Pahlawan Nasional

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pelajar SMK Negeri 1 dan MI Nur Aziz, Kota Probolinggo, Jawa Timur menyambangi rumah Marlena, seorang veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di RT 1/RW 2, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, kota setempat, Rabu (9/11/2016) siang.

Kunjungan dilakukan untuk memperingati Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November. Tak hanya berkunjung dan mendengarkan kisah perjuangan kemerdekaan, pelajar SMK juga bekerja bakti bersih-bersih rumah Marlena.

BACA JUGA: KH As'ad Syamsul Arifin Layak Jadi Pahlawan Tauladan Umat

Aksi itu dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB. Belasan pelajar SMKN 1 datang bersama Kepala Sekolah, Didik Purwandi dan beberapa guru. Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama Marlena, pelajar memberikan kenang-kenangan.

Setelah itu, belasan pelajar langsung bersih-bersih rumah berukuran 3x8 meter yang memanjang ke belakang tersebut. Atapnya berupa asbes. Bagian depan berdinding tembok, sisanya berdinding anyaman bambu, seng dan kayu.

Sebagian pelajar mengecat dinding rumah Marlena. Sebagian lain ada yang bersih-bersih perabot. Ada pula yang mencabuti rumput dan menyapu halaman rumah yang berada di gang sempit itu.

Kemudian, sejumlah pelajar MI di lingkungan tersebut datang. Mereka lalu duduk lesehan di ruang tamu yang tak luas. Sementara Marlena, duduk di atas kursi, menceritakan perjuangan kemerdekaan RI.

Menggunakan bahasa Jawa, Marlena bercerita, di masa perjuangan, ia mencuri senapan dan dua buah granat di markas tentara Belanda yang kini jadi garasi PO AKAS. Dengan senapan dan granat itu, ia menewaskan lima tentara Belanda.

Karena ulahnya itu, ia yang kala itu masih berusia belasan, ditangkap dan diikat. Bekas siksaan tentara Belanda, ditunjukkan Marlena kepada para pelajar yang berkunjung. Salah satunya, di tulang betis kanan.

"Londo (tentara Belanda, Red) ndak sepiro (tidak begitu). Cakra (orang pribumi yang jadi kaki tangan Belanda, Red) yang kejam," kenangnya dengan penuh semangat.

Suaranya masih lantang dan jelas. "Ora wedi mati. Lek wedi, yo ndak nembak (saya tidak takut mati. Kalau takut, ya tidak akan menembak Belanda, Red)," ujar veteran berusia 90-an tahun ini.

Kepala SMKN 1 Didik Siswandi berharap, dengan kunjungan dan kerja bakti ini, pelajar akan mengenal sosok pejuang di lingkungannya sendiri, serta meneladani semangat perjuangan veteran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES