Peristiwa Daerah

Ironi Pesilat Sumenep Peraih Emas, Sehari Makan Dua Kali dan Tidur di Musala

Sabtu, 05 November 2016 - 17:26 | 407.46k
Jaya Abadi Amroin (tengah) peraih medali emas pencak silat ajang Tanding Kelas G Putera pada Popda Jatim XI di Jember. (Foto: Istimewa)
Jaya Abadi Amroin (tengah) peraih medali emas pencak silat ajang Tanding Kelas G Putera pada Popda Jatim XI di Jember. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Nama Jaya Abadi Amroin, mendadak menjadi perhatian.  Atlet silat asal Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ini, mengaku harus menjual ayam demi membiayai keikutsertaannya dalam ajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Timur ke XI/2016 di Kabupaten Jember.

Herman, pendamping kontingen atlet silat asal Sumenep mengatakan, langkah itu dilakukan karena tak ada dukungan biaya dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, baik melalui Dinas Pendidikan maupun Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) kabupaten setempat.

“Kami berangkat melalui jalur mandiri, padahal kami sudah menyampaikan ke dinas terkait dan IPSI Sumenep, namun katanya tak ada anggaran untuk kegiatan Popda di Jember,” katanya, saat menemui sejumlah wartawan di Jember, Sabtu (5/11/2016).

Menurut dia, ada 13 orang yang ikut rombongan kontingen silat tersebut, yang terdiri 9 atlet , 4 official dan pendamping. Mereka murni menggunakan dana pribadi yang berasal dari patungan anggotanya di tiga perguruan silat yang memberangkatkan para atletnya.

“Karena tekad kami sudah kuat untuk mengharumkan nama Sumenep. Meski perjuangannya cukup berat,” ujarnya.

Tekad mereka membuahkan hasil, Jaya Abadi Amroin meraih medali emas pada ajang Tanding Kelas G Putera.  Kepada TIMES Indonesia, pelajar kelas 11 SMA Negeri Olahraga (SMANOR) Sidoarjo itu mengaku terharu dengan capaian yang dia peroleh.

“Karena selama di Jember, kami menginap di kosan yang beralaskan tikar dan karpet. Sementara untuk makan, kami membeli nasi bungkus. Itupun sehari hanya makan 2 kali,” kata Amroin.

Pesilat dari perguruan ASAD ini menceritakan, rumah kos yang mereka tempati adalah bantuan dari seseorang asal Sumenep yang telah menetap di Jember. Sebelumnya, Ia bersama teman-temannya tidur di musala SMP Negeri 7 Jember, yang menjadi lokasi pertandingan silat di ajang Popda tersebut.

Mengingat peristiwa itu, mata Amroin mendadak berkaca-kaca, Ia mengatakan kondisi yang dialaminya begitu timpang dibanding sejumlah atlet lain dari berbagai daerah di Jatim.

“Kami bisa menang mungkin murni karena pertolongan Allah. Sebab, atlet lainnya makan nasi kotak dan tidur di hotel, sementara kami makan nasi bungkus dan tidur beralaskan karpet dan tikar di rumah kos,” ceritanya.

Pemuda asal Dusun Tambangan, Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Sumenep ini berharap, agar kedepannya Pemkab Sumenep dan IPSI setempat lebih memperhatikan atlet yang berminat mengikuti lomba diluar daerah. Karena atlet asal Sumenep juga berpotensi meraih juara yang dapat mengharumkan nama daerahnya.

“Rencananya, 24 Desember nanti kami akan ikut Popwil di Malang. Semoga kami juga bisa meraih juara di perlombaan tersebut,” harapnya.

Sementara itu, Muhamad Lutfi, pelatih kontingen silat Sumenep menuturkan, biasanya pada ajang Popda ada seleksi yang dilakukan di tingkat kabupaten. Selanjutnya atlet yang lolos akan dibiayai oleh Pemkab melalui Dinas Pendidikan dan IPSI kabupaten setempat. Namun kali ini, seleksi itu tak dilakukan.

“Tapi untuk ajang Popwil nanti sudah bukan lagi tanggungan Pemkab tapi IPSI Jatim. Semoga saja tidak sama dengan IPSI Sumenep,” tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES