Peristiwa Daerah

Kabupaten Semarang Belajar Pengelolaan Desa Wisata ke Purbalingga

Rabu, 02 November 2016 - 03:11 | 97.55k
Dinporapar Kabupaten Semarang dan Dinbudparpora Purbalingga, bersama Pokdarwis Ardi Mandala Giri Desa Panusupan, saat acara sarasehan di kawasan wisata Pring Wulung Jembatan Cinta Desa Panusupan, Selasa (1/11/2016) (Foto:Dinbudparpora Purbalingga)
Dinporapar Kabupaten Semarang dan Dinbudparpora Purbalingga, bersama Pokdarwis Ardi Mandala Giri Desa Panusupan, saat acara sarasehan di kawasan wisata Pring Wulung Jembatan Cinta Desa Panusupan, Selasa (1/11/2016) (Foto:Dinbudparpora Purbalingga)

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Dinas Pemuda Olah Raga (Dinporapar) Kabupaten Semarang, selama dua hari, Senin-Selasa (31/10 - 1/11/2016) melakukan kunjungan studi komparatif pengembangan desa wisata di Purbalingga, Jawa Tengah.

Kepala Bidang Pariwisata Dinporapar Kabupaten Semarang, Agustin, membeberkan, pihaknya memilih Kabupaten Purbalingga untuk belajar pengembangan desa wisata, karena perkembangannya dinilai sangat pesat.

Agustin menjelaskan, Kabupaten Semarang memiliki 30-an desa wisata, dan ada beberapa desa wisata yang sudah lama sekali berdiri, namun perkembangannya tidak secepat di Purbalingga. Oleh karena itu, Agustin mengatakan memilih Purbalingga sebagai tempat tujuan belajar.

“Dengan belajar ke Purbalingga, ada beberapa hal yang bisa diterapkan. Persoalan utama dalam hal menyangkut pengembangan sumber daya manusia dan cara memotivasi pengelola desa wisata,” kata Agustin, di sela-sela acara sarasehan di kawasan wisata Pring Wulung Jembatan Cinta Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Selasa (1/11/2016).

Dari hasil studi, Agustin bisa menyimpulkan, cara promosi dan pemasaran yang masif, menjadi kata kunci untuk menjual sebuah desa wisata. Selain itu, pemasaran tidak tergantung pada seseorang yang ditugasi sebagai marketing, namun semua pengelola desa wisata, hingga jajaran pembina di Dinbudparpora Purbalingga, ikut menggerakannya melalui berbagai media.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Purbalingga, Prayitno, mengungkapkan, sejak awal tahun 2015, pihaknya total menggerakan pengembangan desa-desa wisata.

“Pola yang kami pakai dengan merekrut para pemuda di desa. Ini pengalaman lapangan, pengelolaan desa wisata di tangan anak-anak muda lebih cepat berjalan. Kemampuan SDM-nya yang terbatas juga masih terbuka untuk dikembangkan,” kata Prayitno.

Belajar dari 15 desa wisata yang dikembangkan, sudah terlihat perkembangannya. Tingkat kunjungan wisatanya naik drastis hingga 900 persen.

“Selain pemberian motivasi dan semangat untuk maju, juga dibekali dengan berbagai pelatihan dan sesekali diajak untuk melakukan studi banding ke desa wisata lain di luar kota yang sudah maju,” kata Prayitno.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES