Peristiwa Daerah

Memperingati HUT Sumenep, Sidang Paripurna Berbahasa Madura

Senin, 31 Oktober 2016 - 16:43 | 22.38k
Pintu masuk lantai II DPRD Sumenep disulap seperti jaman kerajaan sehingga harus ada penjaga pintu dengan peratan lengkap. (Foto Busri Toha / TIMESIndonesia)
Pintu masuk lantai II DPRD Sumenep disulap seperti jaman kerajaan sehingga harus ada penjaga pintu dengan peratan lengkap. (Foto Busri Toha / TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Berbagai Kegiatan dalam rangka Peringatan hari jadi Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur ke 747, terus dilaksanakan dengan sangat meriah. Mulai kirap budaya dan tari tradisional mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat.

Berdasarkan pantauan TIMES Indonesia, Senin (31/10/2016), dilaksanakan Sidang Istimewa di Gedung DPRD Sumenep.

Menariknya, sidang istimewa dalam rangka Hari Jadi Sumenep ke 747 itu menggunakan Bahasa Madura, bukan menggunakan Bahasa Indonesia sebagaimana dilakukan selama ini.

Ketika wartawan TIMES Indonesia, memasuki area Gedung DPRD Sumenep, suasana kerajaan sangat terasa. Seakan pengunjung dibawa kepada masa kerajaan Jaman Arya Wiraraja menjadi Raja di Negeri Songennep tempo dulu. Pintu masuk gedung wakil rakyat dihiasi janur kuning dan karpet merah.

Sejumlah pejabat berdatangan dengan pakaian serba hitam dibalut dengan pernak pernik ke-Madura-an seperti blangkon. Batik. Sehingga, harum bunga melati sangat terasa, sebab sepanjang menuju lantai II DPRD Sumenep ditaburi bunga melati.

Selain itu, terdengar pula suara gamelan dari lantai II DPRD Sumenep. Suara gamelan itu, memang sengaja dihadirkan di lantai II sebagai ciri khas musik tradisional yang harus tetap dilestarikan.

Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim mengatakan, dalam sidang istimewa untuk memperingati hari jadi Sumenep, memang sengaja menggunakan bahasa Madura, tujuannya, agar masayarakat terutama generasi muda melek dengan Bahasa Madura.

”Kami menggunakan Bahasa Madura, agar generasi muda faham dan bisa berbahasa Madura. Sebab, tidak sedikit generasi muda yang belum mengerti dengan Bahasa Madura, mereka tidak bisa berbasaha Madura, padahal itu adalah Basaha Daerah yang tidak boleh hilang,” pungkas Bupati Sumenep, A Busyro Karim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES