Peristiwa Daerah

Sutradara Erick EST Menceritakan Sisi Lain Lapas Kerobokan

Kamis, 27 Oktober 2016 - 05:46 | 284.53k
Sutradara Film Erick EST difoto di Lapas Kerobokan, Rabu (26/10/2016). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)
Sutradara Film Erick EST difoto di Lapas Kerobokan, Rabu (26/10/2016). (Foto Khadafi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BALI – Dengan rambutnya yang gondrong terurai ditutupi topi koboi berwarna hitam, ia melangkah dengan tenang menuju panggung. Sambil tersenyum dan menenteng gelas plastik yang berisi kopi hitam hangat, pria ini duduk dikursi dan berkumpul dengan narasumber lainnya. 

Dia adalah Erick Ebert Sabungan Tambunan atau biasa disingkat Erick EST. Pria kelahiran 7 Februari 1980 asal Medan dikenal sebagai sutradara video klip dan film pendek, dan karyanya sudah tidak diragukan lagi.

Sudah lebih dari 280 video klip dan 20 film disutradarainya. Selain itu karya-karya garapannya di antaranya video klipnya band The Wheels, Navicula,Superman Is Dead dan Taboo. Erick juga pernah menggarap video klip single bintang Norwegian Idol, Jonas Thomassen dan masih banyak karyanya di dunia internasional. 

Sutradara yang perna gagal dan tidak diterima menjadi mahasiswa ITB dan UI ini, Rabu (26/10/2016)) berbagi cerita pada TIMES Indonesia di Lapas Kerobokan Bali, tentang pengalamannya yang menarik. Pengalaman itu adalah menggarap klip Band Antrabez yang anggota bandnya para narapidana Lapas Kerobokan.

"Ini sebuah pengalaman yang menarik buat saya, karena selama ini saya baru pertama kali membuat klip video para narapidana," ucapnya saat peluncuran album Antrabez Band di Lapas Kerobokan setelah acara pers conperence. Hari rabu (26/10/2016).

Menurut Erick kalau orang normal berpikir di lapas itu tempat orang-orang pembunuh, penjahat dan para mantan pengedar narkoba dan banyak lainnya.

Namun selama ia menggarap klip Band Lapas Kerobokan itu ia merasakan hal yang lain dan membuatnya memahami rasa persaudaraan yang kuat. 

"Selama saya menggarap klip video Antrabez dan berada di tengah orang-orang yang divonis jahat oleh hukum dan masyarakat ternyata mereka mempunyai tali persaudaraan yang kuat," ungkapnya pada TIMES Indonesia.

Kata Erick mereka sangat ramah dan rajin membantu dalam proses pembuatan klip hingga berjalan dengan lancar sesuai konsep yang direncanakan. 

"Harapan saya semoga Antarbez terus maju dan bisa ditiru lapas lainnya untuk berkreativitas dan menggali potensi yang baik dan karya mereka bisa berguana bagi masyarakat," kata Erick. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : TIMES Bali

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES