Indonesia Positif

Menkominfo: Fungsi Informasi Media Harus Jalan

Rabu, 26 Oktober 2016 - 11:50 | 49.42k
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. (Foto: kominfo)
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. (Foto: kominfo)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyatakan media memiliki peran signifikan dalam hal literasi masyarakat. Secara khusus, media dapat menjadi saluran penyebaran informasi publik, partisipasi masyarakat, opini publik, hak-hak sipil dan pembentukan nilai-nilai demokrasi.

"Media juga memainkan peran penting dalam menjembatani perbedaan. Dengan media, informasi dapat disampaikan kepada masyarakat yang memberikan pemahaman publik melalui konten yang mencerahkan dan mendidik," tuturnya dalam pembukaan Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) General Assembly ke-53 di Nusa Dua  Bali, Senin (24/10/2016).

Menurut Rudiantara, media harus menjalankan informasi, pendidikan, hiburan dan fungsi kontrol sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. "Selain itu juga memberikan informasi yang akurat, cepat, edukatif dan inspiratif," tegasnya.

Ia memaparkan kondisi Indonesia dari aspek keragaman bangsa dan luasan wilayah. “Indonesia adalah bangsa beragaman. Ada lebih dari 250 juta penduduk Indonesia, membuat kita bangsa terpadat keempat di dunia. Kami memiliki lebih dari 300 kelompok etnis, yang berbicara lebih dari 740 bahasa. Kami adalah sebuah kepulauan dari 17.000 pulau, hanya 6.000 yang dihuni. Kami memiliki daratan yang menyebar selebar benua Eropa,” paparnya.  

Indonesia Miliki 847 Stasiun TV, 1.257 Radio 

Soal banyaknya media di Indonesia, Rudiantara menyebutnya sebagai salah satu keuntungan bagi rakyat Indonesia. Saat ini ada televisi penyiaran publik dikenal sebagai Televisi Republik Indonesia (TVRI) dengan 24 stasiun lokal dan 376 stasiun relay.

Selain itu memiliki 847 stasiun TV milik swasta terdiri dari 10 TV dengan jaringan nasional dan sisanya adalah televisi lokal. "Indonesia  juga memiliki satu radio publik dikenal sebagai Radio Republik Indonesia (RRI) dengan 92 stasiun lokal dan 148 stasiun relay. Ada sekitar 1.165 stasiun radio lokal. Dari angka-angka di atas, itu adalah keuntungan besar bagi rakyat Indonesia," ungkapnya.

Keuntungan itu, sambung dia, dapat dimaksimalkan dengan adanya peran aktif media sebagai salah satu penggerak dinamika demokrasi dan globalisasi di Indonesia. "Saat ini, globalisme harus inklusif, bukan ekslusif. Ini harus keanekaragaman dari pada keseragaman. Ini harus bersatu dari pada membagi. Ini juga harus diarahkan untuk mengatasi tantangan global umum dari pada diarahkan pada kelompok tertentu negara. Tentunya harus kerjasama dari pada konfrontasi. Selain modernisasi, pembangunan, masyarakat terbuka, konektivitas, demokrasi harus menjadi faktor penggerak yang mengubah wajah media," jelas Rudiantara.

Komite Penyiaran Asia Pasifik (ABU) merupakan asosiasi industri penyiaran nirlaba yang memiliki lebih dari 281 anggota di 57 negara. Organisasi yang didirikan pada 1964 itu menjangkau tiga miliar khalayak di 57 negara. ABU dibentuk untuk membantu pembangunan sektor penyiaran dan mengakomodasi kepentingan anggotanya.

ABU memiliki sejumlah aktivitas antara lain pembahasan teknologi media digital dan konten, baik radio maupun televisi serta program perkembangan teknologi media lainnya. Selain itu, ABU juga menegosiasikan hak siar sejumlah ajang olahraga akbar untuk anggotanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : Kemenkominfo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES