Peristiwa Daerah

Budidaya Kroto di Toples Bikin Kantong Tak Lagi Kempes

Senin, 24 Oktober 2016 - 22:07 | 467.60k
Lukman Hadi sedang memeriksa pakan semut rang-rang yang dipelihara di dalam toples, Senin (24/10/2016).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)
Lukman Hadi sedang memeriksa pakan semut rang-rang yang dipelihara di dalam toples, Senin (24/10/2016).(Foto : Romi S/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Harganya yang mahal membuat perburuan telur semut rang-rang (Kroto) untuk pakan burung terus dilakukan.

Mencoba menangkap peluang yang ada, Lukman Hadi (34) warga Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur bereksperimen dengan melakukan budidaya semut rang-rang dengan media toples bekas bungkung permen dan sosis.

Usaha sampingan yang dimulai setahun yang lalu itu mulai menampakkan hasil. Dari awal hanya 5 toples saja, kini sudah berkembang hampir 100 toples.

"Awalnya coba-coba, tapi saat ini menjadi usaha sampingan yang cukup lumayan," katanya sambil tersenyum, Senin (24/10/2016).

Langkah awal budidaya kroto, Hadi harus mencari ratu semut rang-rang untuk dijadikan indukan. Indukan itu kemudian ditaruh di dalam toples yang sebelumnya sudah dilubangi sebesar jari telunjuk untuk jalan masuk semut.

Untuk perawatan semut, Hadi mengaku tidak terlalu sulit. Semu hanya diberi minum air gula, lalu makannya diberi buah-buahan dan juga serangga, seperti ulat, belalang atau jangkrik.

"Untuk ukuran air satu botol kecil, hanya di kasih gula dua sendok, sedang untuk belalang dan jangkrik, kalau bisa yang liar karena makannanya bukan konsentrat sehingga banyak protein di dalam" terangnya.

Ada beberapa hama hewan yang perlu di jauhkan dari area budi daya semut jenis ini, seperti hama tikus, ayam dan semut hitam, karena kalau hewan tersebut masuk di penangkaran, bisa merusak sangkar baru yang hendak di buat bertelur.

"Kalau sudah ada tikus, pasti semua berantakan, sedang untuk semut hitam hama paling mematikan, karena bisa bertarung dengan rang-rang," tegasnya.

Setelah memiliki sekitar 10 toples, Hadi bisa memanen sekitar satu kilogram setiap bulannya. "Dalam satu toples rata-rata bisa menghasilkan 1 ons kroto," tuturnya.

Untuk menjualnya Hadi tak perlu repot, karena di selatan Banyuwangi, banyak sekali penghobi burung yang membutuhkan pakan jenis kroto, harganyapun nik turun mulai Rp 145 ribu, hingga Rp 175 ribu per kilogram.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES