Peristiwa Daerah

DLP, Harga Obat dan Pelayanan BPJS Jadi Kue Ultah IDI Banyuwangi

Senin, 24 Oktober 2016 - 20:48 | 39.76k
Aksi damai Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi di kantor DPRD setempat (Foto: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)
Aksi damai Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi di kantor DPRD setempat (Foto: Syamsul Arifin/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hari Ulang Tahun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, suguhkan kue khusus untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Mereka menggelar aksi damai mendesak dewan memperjuangkan sejumlah aspirasi yang kerap menjadi ganjalan kinerja dokter.

Diantaranya, terkait kebijakan Pemerintah pusat tentang Dokter Layanan Prima (DLP). Keputusan tersebut dinilai cukup memberatkan untuk profesi dokter.

“Disini dokter yang sudah lulus harus kembali menempuh pendidikan dua tahun dengan biaya tinggi untuk bisa praktek, itu sangat memberatkan,” ucap Ketua IDI Banyuwangi, dr Yos Hermawan, Senin (24/10/2016).

Usai orasi, puluhan dokter lengkap dengan seragam kerja tersebut langsung masuk ke kantor dewan, untuk menggelar hearing. Mereka ditemui langsung oleh ketua DPRD Banyuwangi, Made Cahyana Negara dan Wakil Ketua, Ismoko serta beberapa perwakilan Komisi dan anggota dewan.

Kepada wakil rakyat, Ketua IDI Banyuwangi, juga menyebutkan bahwa kebutuhan dokter di daerah sangat kurang. Sehingga jika ditambah lagi adanya pendidikan DLP, maka akan semakin kurang dokter di daerah. 

"Tujuannya bagus, hanya implementasinya sangat sulit. Dokter sudah menempuh pendidikan dan pengabdian 6 tahun, masa harus ditambah pendidikan 2 tahun lagi?," ujarnya.

Tak hanya itu, IDI Banyuwangi juga mendesak  Pemerintah Pusat untuk memperbaiki sistem pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional,  BPJS  di daerahnya. Sebab fakta di lapangan  implementasi sistem JKN  menunjukan carut marutnya pelayanan kesehatan  dan masih  jauh dari harapan  ideal sebuah  sistem pelayanan, dan sistem pembiayaan yang baik.

"Ketersediaan obat dan alat kesehatan di puskesmas dan RS di Banyuwangi juga kurang. Ditambah lagi pajak obat dan alkes yang tinggi. Kita minta ‎ada perbaikan pula untuk kesehatan masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, mendengar keluhan para dokter, Ketua DPRD Banyuwangi, Made Cahyana Negara mengaku akan menampung aspirasi dan keluhan para dokter tersebut. Menurutnya permasalahan kesehatan sampai saat ini memang masih jauh dari ideal. Masih banyak yang harus diperbaiki. Salah satunya kurangnya obat dan alat kesehatan di Banyuwangi. 

"Mulai hulu dan hilir coba kita selesaikan. Makanya nanti biar kita turun dilapangan. Apakah benar keluhan para dokter ini untuk kurangnya obat dan alat kesehatan," katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES