Peristiwa Daerah Hari Santri Nasional 2016

Kemenristek Dikti Siap Mendorong Kemajuan Pesantren dan Santri

Minggu, 23 Oktober 2016 - 18:26 | 124.94k
Bupati Amin Said Husni, KHR. Azaim Ibrahimy, Wabup KH Salwa Arifin, Stafsus Menristek Dikti Agus Jui Purmawan dan moderator Syaiful Bahar (Foto: Istimewa)
Bupati Amin Said Husni, KHR. Azaim Ibrahimy, Wabup KH Salwa Arifin, Stafsus Menristek Dikti Agus Jui Purmawan dan moderator Syaiful Bahar (Foto: Istimewa)
FOKUS

Hari Santri Nasional 2016

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Setelah Presiden RI Joko Widodo menetapkan 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional, semangat para santri dan ulama gegap gempita melakukan terobosan dengan melahirkan aneka program yang bermanfaat untuk negeri.

Setelah penetapan HSN, terlihat menjadi tonggak bersejarah dalam peran dan fungsi perjalanan Santri. Hal itu disampaikan Staf khusus Menristek Dikti, Dr Ir Agus Jui Purmawan, saat mengisi Sarasehan Hari Santri Nasional sebagai penutup peringatan Hari Santri, di Pendapa Kabupaten Bondowoso, Minggu (23/10/2016).

Dalam Sarasehan itu Agus menilai bahwa selama dua hari, seluruh media tanah air baik media maenstream maupun lainnya, pemberitaan HSN menjadi headline banyak media.

"Semua itu tidak pernah lepas dari sejarah perjuangan kaum santri, peran kekinian dan prospek masa depan santri menjadi diskursus di forum-forum seminar diseluruh republik ini, dan bahkan di Bondowoso Republik Kopi," jelasnya.

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam diskusi ini beber Agus, adalah tiga hal. Pertama, berkaitan dengan kelembagaan pondok pesantren, yang kedua tentang sumberdaya manusia (human resorses), dan yang ketiga jaringan (networking).

"Pondok Pesantren sebagai basis tempat santri menimba ilmu menjadi penentu di dalam proses pendidikan baik dalam sistem ajarnya dengan ciri-cirinya yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lainnya.

Agus menyampaikan bahwa pertama adalah Orientasi kehidupan (way of life) yang lebih mementingkan akhirat dari pada kehidupan dunia.

Kedua adalah kepemimpinan (leadership) dengan rujukan alim 'ulama, Wali Songo dan Nabi Muhammad SAW.

"Misi Wali Songo sebagai solution system yang selalu menerangkan, memperjelas dan memecahkan persoalan masyarakat serta memberi model ideal bagi kehidupan sosial masyatakat," katanya.

Selain itu juga menghilangkan dikotomi atau gap antara ulama dan raja atau yang dikenal dengan istilah "Sabdo Pandito Ratu".

Mendidik dengan cara sederhana sehingga mudah ditangkap dan dilaksanakan. "Untuk itu, mari kita pertahankan hal yang lama yang  baik sambil kita mencari kebaikan-kebaikan yang baru," saran Agus.

Dari itu, ada tiga hal yang perlu ditindaklajuti dan terus dikembangkan. Yakni, pengembangan kelembagaan Pondok Pesantren. Kedua adalah sumberdaya manusianya dan ketiga adalah membangun jaringan.

Ketiga hal tersebut jelas Agus yang menjadi rencana strategis Kementerian Ristek Dikti. "Karena dalam peningkatan daya saing dan kompetensi ini menjadi kebijakan dan ranah pendidikan, riset dan inovasi," akunya.

Agus juga berharap, semoga seluruh potensi santri yang berada di seluruh pemangku kepentingan di negara ini, dapat menjalankan amanahnya demi kebaikan dan perbaikan agar tercapai masyarakat yang makmur, sejahtera dan berkeadilan.

Hadir dalam acara Sarasehan Hari Santri Nasional itu,  Bupati Bondowoso, H Amin Said Husni, Wakil Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin, Sekretaris Daerah Kabupaten Bondowoso, H Hidayat.

Selain itu, juga menjadi narasumber dalam Sarasehan itu, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah, Sukorejo, Situbondo, KHR Achmad Azaim Ibrahimy, Rais Syuriyah PCNU Bondowoso KH Asy’ari Fasya, Ketua Tanfidziyah PCNU Bondowoso KH Abdul Qodir Syam, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bondowoso, H Syaiful Bahar, serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Otonom (Banom) NU, santri dan masyarakat umum.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES