Peristiwa Daerah Hari Santri Nasional 2016

Hore, Buku Sejarah NU Banyuwangi Dilaunching

Sabtu, 22 Oktober 2016 - 14:42 | 123.82k
Launching buku : Ketua PBNU, KH Imam Aziz didampingi Ketua PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali, menyerahkan buku Sejarah NU Banyuwangi, kepadaa Bupati Abdullah Azwar Anas. (Foto: Syamsul/TIMES Indonesia)
Launching buku : Ketua PBNU, KH Imam Aziz didampingi Ketua PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali, menyerahkan buku Sejarah NU Banyuwangi, kepadaa Bupati Abdullah Azwar Anas. (Foto: Syamsul/TIMES Indonesia)
FOKUS

Hari Santri Nasional 2016

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Peringatan Hari Santri Nasional 2016, menjadi momen istimewa bagi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi, Jawa Timur Sebagai puncak perayaan, mereka malaunching buku sejarah NU setempat.

Menurut Barurrohim, tim penulis, pengerjaan buku ini diawali sejak Juni 2016. Dimulai dengan penelitian dan dilanjutkan dengan penulisan pada Juli 2016.

“Selama ini, sejarah NU Banyuwangi, masih simpang siur, tidak ada kepastian, maka dari itu PCNU Banyuwangi, membentuk tim khusus untuk menulis buku ini,” katanya, Sabtu (22/10/2016).

Memastikan bisa berhasil optimal, dalam pengerjaan, PCNU Banyuwangi, menggandeng sejarawan Universitas Jember, Candra Aprianto. Launching buku Sejarah NU Banyuwangi, di pendapa Kabupaten Banyuwangi ini ditandai dengan penyerahan buku perdana dari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Imam Aziz, kepada Bupati Abdullah Azwar Anas.

Kenapa dilaunching bertepatan dengan hari santri, lanjut Barurrohim, karena pergerakan NU tidak terlepas dari perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu contoh, adalah sepak terjang almarhum Kiai Soleh Lateng. Ulama asal Kelurahan Lateng, Banyuwangi, ini turut merumuskan Resolusi Jihad pada 22 oktober 1945.

“Beliau turut berperang mengusir penjajah beserta para santrinya, itu yang membuat kita tergerak untuk membukukan, agar diketahui oleh generasi selanjutnya,” jelas pemuda yang akrab disapa Ayung ini.

Selama proses penelitian, tim PCNU Banyuwangi, memburu seluruh literatur, manuskrip, wawancara serta data dari para ulama. Salah satunya diperpustakaan almarhum Kiai Soleh Lateng. Disitu banyak ditemukan dokumen-dokumen yang terselip di dalam buku koleksi ulama pencetus embrio berdirinya Gerakan Pemuda (GP) Ansor tersebut.

“Buku Sejarah NU Banyuwangi, ini akan terbit dalam 3 jilid buku, sementara yang kita launching masih jilid pertama berisi 250 halaman, untuk jilid kedua dan ketiga akan kita launching pada akhir tahun ini,” pungkasnya.

Sebagai informasi, buku Sejarah NU Banyuwangi jilid pertama ini berisi kiprah para ulama NU setempat dalam rentang tahun 1926 – 1944. Jilid kedua antara tahun 1945 – 1970 dan jilid ketiga berisi catatan sejarah para ulama NU sejak tahun 1971 – masa Reformasi.

Meski Banyuwangi berada di ujung timur pulau Jawa, diakui banyak melahirkan ulama NU yang memiliki peranan penting dalam perjuangan maupun mengisi kemerdekaan. Selain almarhum Kiai Soleh Lateng, juga ada Kiai Syamsuri, dari Kelurahan Singonegaran, Kiai Dimyati, dari Kepundungan, Abdullah Faqih di Kecamatan Songgon serta lainya.

Sementara itu, Ketua PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali, menyebut bahwa sejarah ulama NU memang layak untuk diangkat dan dibukukan. Karena memiliki banyak jasa luar biasa dalam mengantar dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

“Jauh sebelum masa kemerdekaan, para ulama sudah menggagas rasa nasionalisme dan demi kemerdekaan, mereka rela berperang untuk mengusir penjajah,” katanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES