Peristiwa Daerah Hari Santri Nasional 2016

Satu Desa di Malang Ditetapkan Jadi Desa Santri

Sabtu, 22 Oktober 2016 - 02:09 | 458.38k
Dari kiri: Gus Hamim, H. Sanusi Wabub kabupaten Malang, H. KholikWakil pimpinan Dewan dan Gus Ali Ketua DPC PKB Kabupaten Malang (Foto: Istimewa)
Dari kiri: Gus Hamim, H. Sanusi Wabub kabupaten Malang, H. KholikWakil pimpinan Dewan dan Gus Ali Ketua DPC PKB Kabupaten Malang (Foto: Istimewa)
FOKUS

Hari Santri Nasional 2016

TIMESINDONESIA, MALANG – Ada suasana berbeda dalam peringatan Hari Santri Nasional 2016. Satu desa di Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditetapkan jadi Desa Santri. Yakni Desa Ganjar, Kecamatan Gondanglegi.

Penetapan Desa Santri itu, langsung ditetapkan oleh Wakil Bupati Malang, H Sanusi dan puluhan para ulama setempat, Jumat (21/102016) malam.

Alasan ditetapkan menjadi Desa Santri  karena di desa tersebut terdapat 18 pondok pesantren. Desa tersebut dinilai salah satu desa yang terbanyak pondok pesantrennya dibanding desa lainnya yang ada di Kabupaten Malang.

"Desa Ganjar yang banyak pesantrennya itu sudah banyak melahirkan para kiai dan santri yang banyak berkontribusi kepada negara dan bangsa Indonesia," jelas KH Hamim Kholili, yang juga alumni di salah satu pondok pesantren yang ada di Desa Ganjar.

Menurut kiai yang populer disapa Gus Hamim itu, dirinya sangat bangga karena desa Ganjar ditetapkan menjadi Desa Santri di Kabupaten Malang.

"Dengan ditetapkannyaenjadi Desa Santri, saya berharap, kedepannya desa Ganjar menjadi contoh di Kabupaten Malang, khususnya bagaimana pesantren dan masyarakat bersinergi menjadi satu kultur dan nilai-nilai kepesantrenan dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Karena jelas Gus Hamim, semakin maju kehidupan ini, akan banyak banyak yang meninggalkan nilai-nilai keindonesiaannya, yang terdapat dalam Pancasila dan UUD 1945.

"Termasuk dalam dunia pendidikan modern. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia  yang mengedepankan akhlak dalam pendidikan karakter menjadi salah satu solusi bahwa pendidikan bukan hanya menguasai pengetahuan an sich," katanya.

Namun, ada yang lebih utama yaitu pembangunan karakter berupa akhlakul karimah (budi pekerti yang baik) yang harus dikedepankan dalam pembangunan karakter manusia Indonesia secara utuh.

Pengakuan Hari Santri oleh Pemerintah Indonesia, menjadi salah satu pintu masuk "Revolusi Mental" masyarakat Indonesia.

"Semoga ke depan pemerintah lebih memperhatikan pesantren sebagai bagian aset bangsa yang harus tetap dibantu dan keberadaannya teris dijaga," harap Gus Hamim.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES