Indonesia Positif

Bupati Tantri: Tunda Pernikahan Sampai Lulus Sekolah

Jumat, 21 Oktober 2016 - 08:56 | 64.09k
Bupati Tantri menyapa para siswi dalam kegiatan audiensi / tilik desa di Desa Jurangjero Kecamatan Gading. (Foto: AJP TIMES Indonesia)
Bupati Tantri menyapa para siswi dalam kegiatan audiensi / tilik desa di Desa Jurangjero Kecamatan Gading. (Foto: AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, KRAKSAAN – Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE menegaskan bahwa angka pernikahan dini di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi. Oleh karena itu, para kepala desa (kades) beserta perangkat desa diminta untuk memberikan pendewasaan menikah pada usia yang matang dan cukup kepada masyarakat.

Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan audiensi bersama masyarakat Desa Jurangjero Kecamatan Gading, beberapa waktu lalu (18/10/2016).

“Bukan berarti membatalkan rencana pernikahan, tetapi ditunda dulu sampai lulus sekolah sekolah. Orang tua jangan takut sangkal, harus yakin bagaimana mampu mengantarkan anak harus lebih bagus dari orang tuanya,” katanya.

Bupati Tantri menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga besar Dinas Pendidikan (Dispendik), terutama Cabang Dispendik yang hari ini guru-gurunya telah mampu menjadi pelayan masyarakat yang baik.

“Para guru ini harus bersama-sama berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan. Tujuannya supaya masyarakat bisa menyekolahkan anaknya hingga jenjang paling tinggi. Terlebih angka pernikahan dini di Kecamatan Gading masih cukup tinggi,” jelasnya.

Lebih lanjut Bupati Tantri menambahkan bahwa harta pemberian dari orang tua tidak akan bertahan lama, kalau anak tidak diwarisi ilmu dan iman. Oleh karena itu, anak harus selalu diberi semangat agar terus bersekolah baik umum maupun pondok pesantren.

“Inilah yang akan menjadi bekal tantangan hari ini dan ke depan. Hari ini sudah beda dengan beberapa tahun yang lalu. Manakala berikhtiar, maka akan mampu menciptakan generasi yang berkualitas,” terangnya.

Kepada siswa Bupati Tantri menyampaikan bahwa tantangan hari ini jauh lebih berat dari dahulu. Terlebih tayangan TV saat ini mayoritas tidak ada yang memberikan uswatun hasanah. Oleh karena itu, generasi muda harus berhat-hati karena dikepung ancaman dengan chasing yang baik tapi dalamnya tidak terlihat, mulai HP, minuman keras (miras) dan narkoba.

“Ini tugas semua lapisan masyarakat, bagaimana membentengi anak muda sehingga mampu menghadapi setiap ancaman. Terlebih hari ini banyak miras dimodifikasi. Kewajiban para guru untuk mengintenvarisir semua pedagang sekolah demi penyelamatan generasi muda,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-3 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES