Peristiwa Daerah Bondowoso Istana Organik

Beras Organik Paling Digemari Masyarakat Jepang

Senin, 17 Oktober 2016 - 22:37 | 178.16k
Ragam jenis beras organik yang di kembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bondowosodi Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)
Ragam jenis beras organik yang di kembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bondowosodi Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Istana Organik

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Keberhasilan pertanian Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang mengembangkan program Bondowoso Pertanian Organik (Botanik) sejak 2008 lalu, kini mulai terlihat dan produknya sudah dikenal banyak negara. Salah satunya digemari masyarakat Jepang.

Keberhasilan tersebut terlihat dari banyaknya ekspor produk beras organik ke kancah Internasional. Bahkan produk beras organiknya banyak digemari oleh masyarakat Jepang, sehingga banyak diimpor di negara sakura.

BACA JUGA: Pemkab Bondowoso Anggarkan Rp 1,7 Miliar untuk Botanik

"Beras organik kami sangat disukai masyarakat Jepang," kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, Karna Suswandi, kepada TIMES Indonesia, Senin (17/10/2016) 

Karna mengatakan, bahwa masyarakat di Jepang, sangat menyukai beras organik varietas Sintanur. Sebab, beras ini memiliki rasa yang pulen, wangi yang harum. 

"Varietas Sintanur ini memiliki rasa, ha dan ini sangat berbeda dari beras biasa," tambahnya.

Sebagai informasi, beras varietas Sintanur sendiri  merupakan persilangan antara Varietas Lusi dan Bengawan Solo, dengan potensi hasil tinggi.

BACA JUGA: Karna Suswandi: Bondowoso Pertanian Organik Kini untuk Dunia

Beras oganik Bondowoso, dinilai tahan terhadap hama wereng coklat dan bakteri Hawar Daun serta berumur lebih genjah dibandingkan dengan varietas lokal aromatik lainnya. 

Selain itu, Karna juga menambahkan beras organik yang diproduksi di Kabupaten Bondowoso mulai dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilogram untuk lokal. Sedangkan untuk ekspor beras organik Bondowoso ini di jual dnegan harga Rp 18 ribu per kilogram. 

Karna mengaku harga tersebut lebih mahal dua kali lipat dari beras biasa yang hanya dijual dengan harga rata-rata Rp 9 ribu. Namun, secara kesehatan beras organik ini tidak mengandung kimia.

"Secara harga memang berbeda, karena kualitas beras dan rasanya berbeda," tutupnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES