Ekonomi Bondowoso Istana Organik

Pemkab Bondowoso Anggarkan Rp 1,7 Miliar untuk Botanik

Senin, 17 Oktober 2016 - 19:09 | 170.19k
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi saat meninjau sawah beras organik di Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)
Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi saat meninjau sawah beras organik di Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)
FOKUS

Bondowoso Istana Organik

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tahun 2017 nanti, siapkan anggaran Rp 1,7 miliar untuk pengembangan Bondowoso Pertanian Organik (Botanik).

"Pada APBD tahun 2017, akan dianggarkan Rp 1,7 miliar untuk pengembangan program Botanik," jelas Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, H Karna Suswandi, kepada TIMES Indonesia, Senin (17/10/2016).  

Advertisement

Beras-Organik-Bondowosot5cvF.jpgRagam jenis beras organik yang di kembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bondowosodi Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)

Dengan anggaran demikian jelas Karna, pihak pemerintah daerah tak akan merugi melihat produksi beras organik yang dihasilkan di dua desa itu, yakni di Desa Lombok Kulon dan Taal, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso.

BACA JUGA: Karna Suswandi: Bondowoso Pertanian Organik Kini untuk Dunia

"Tidak akan merugi melihat produksi dan harga beras organik. Untuk harga beras non organik saat ini berkisar Rp 9 ribu perkilo. Untuk beras organik, harga lokal mencapai Rp 15 ribu. Harga nasional mencapai Rp 18 ribu perkilo," aku Karna.

Melihat harga itu, secara otomatis petani berlimpah keuntungan. "Dari penjualan beras organik itu, dalam setahun bisa mencapai belasan miliar bahkan bisa puluhan miliar," katanya.

Diketahui, data resmi Dinas Pertanian Kabupaten Bondowoso, total luas lahan organik yang dimilik ada 128 hektare. Rinciannya, di Desa Taal Kecamatan Tapen ada 24,02 heaktare yang sudah bersertifikat internasional.

Ragam-Beras-Organik-Bondowoso8adpF.jpgRagam jenis beras organik yang di kembangkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bondowosodi Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Bondowoso. (Foto: Senda/ TIMES Indonesia)

Untuk di Desa Lombok Kulon, total lahan ada 45,96 hektare yang bersertifikat Internasional dan 60 hektare lahan yang bersertifikat nasional. Total keseluruhan untuk di Desa Lombok Kulon ada 103,96 hektare.

"Total lahan bersertifikat internasional untuk di Desa Lombok Kulon dan Taal, sebanyak 68 hektare. Riciannya, 43,96 hektare di Desa Lombok Kulon. Di Desa Taal, ada 24,04 hektare," jelas Karna.

Dari 128 heakter itu, bisa menghasilkan gabah sebanyak 2.380 ton dalam setahun. Rinciannya, untuk lahan bersertifikat nasional yakni 60 hektare, dalam setahun mencapai 1116 ton, jika tiga kali panen.

Untuk lahan yang bersertifikasi nasional, yakni 60 hektare, 6,2 ton gabah sekali panen. Jika tiga kali panen, mampu mendapatkan 1.264 ton. Total dari lahan bersertifikat nasional dan internasional mencapai 2.380 ton gabah dalam setahun.

Ditanya untuk apa anggaran senilai Rp 1,7 miliar itu? Menurut Karna anggaran tersebut untuk mesin utuk pembersih gabah serta benih padi (Seed Cleaner).

Mesin tersebut nantinya, akan berfungsi untuk membersihkan dan memisahkan gabah atau benih padi dari kotoran, seresah dan gabah hampa. "Selama ini, prosesnya masih manual," katanya.

Jika sudah menggunakan mesin tersebut, keunggulan adalah waktu pembersihan lebih cepat dan dengan tingkat kebersihan tinggi karena menggunakan double blower. 

"Selain pengadaan mesin, juga kelengkapan lainnya yang menunjang. Misalnya, gudang khusus dan lainnya yang dibutuhkan oleh petani," akunya.

Karna menambahkan, bahwa di lahan organik yang sudah bersertifikat nasional dan internasional itu, tidak hanya tanaman padi yang organik. Tapi semua tanaman sudah organik.

"Seluruh tanaman sudah organik. Baik kacang-kacangan, kelapa dan lainnya yang ditanam di lahan itu sudah jenis organik. Karena yang disertifikat organik itu bukan tanamannya, tapi lahannya," katanya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES