Resolusi Jihad Sebagai Cara Bangkitkan Jiwa Perjuangan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober memiliki makna sangat dalam, khususnya umat islam yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren, pendidikan yang hanya ada di Indonesia.

Dalam peringatan Hari Santri di Banyuwangi, Jawa Timur Kamis (13/10/2016) yang dipusatkan di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Gerakan Pemuda Ansor Banyuwangi (GP Ansor) menegaskan Hari Santri adalah cara untuk menghargai 22 ribu santri yang gugur dalam perang merebut kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA: Kirab Resolusi Jihad, GP Ansor Banyuwangi Turun dengan Kekuatan Penuh

"22 ribu santri gugur dalam Perang Resolusi Jihad di masa perang merebutkan kemerdekaan," kata Dewan Penasehat GP Ansor Banyuwangi, Muhdhor Latif.

Ketua GP Ansor Banyuwangi H Sukron Makmun Hidayat menambahkan, perjuangan berani mati dari para santri tersebut harus terus dikenang dan semangatnya harus terus digelorakan.

Untuk itu, dalam Kirab Resolusi Jihad Hari Santri kali ini, Sukron ingin GP Ansor membangkitkan jiwa perjuangan, namun dengan memerangi paham radikalisme agama yang saat ini sudah berkembang sangat luas.

"Kaderisasi di internal Ansor akan ditingkatkan, terutama bidang Keagamaan dan Sosial Kemasyarakatan," paparnya

Selain itu, Sukron juga mengajak semua elemen pemuda yang ada untuk bersatu dan bersama-sama melawan paham radikal yang bisa merusak NKRI.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement