Glutera News

Ini Perbedaan Pola Pikir Orang Kaya dan Miskin

Sabtu, 08 Oktober 2016 - 07:33 | 1.22m
Ilustrasi (gluteranews)
Ilustrasi (gluteranews)

TIMESINDONESIA, JAKARTAGood to great! Pola pikir gluver, detik ini menentukan masa depan Anda, keluarga, lingkungan dan Indonesia, menuju yang lebih baik dan hebat!

Menurut standar Bank Dunia, negara disebut negara maju adalah JUMLAH ENTREPENEUR-nya minimal 4% dari jumlah penduduk. Saat ini (oktober 2016) di Indonesia jumlah entrepreneur-nya baru mencapai angka 1,56% dari 255 juta penduduk (BPS 2015). Masih jauh di bawah Singapura yang mencapai 7%, Malaysia 5%, Thailand 3%. Negara-negara maju seperti Jepang, Amerika lebih dari 12%.

Kenapa kita bisa tertinggal dengan negara tetangga, yang dulu mereka belajar kepada kita, belajar pada negara besar Indonesia? Salah satu akar masalahnya adalah 350 tahun kita dijajah. Mindset hasil tinggalan dan pendidikan dari bangsa penjajah sampai detik ini masih terasa.

Bisa dikatakan kurang lebih 7-10 nenek moyang kita lahir dan mati dalam kondisi terjajah. Bahkan mungkin kakek nenek dan ortu kita masih terbawa pola pikir peninggalan penjajah. Beruntunglah dulu kalau orang tua Anda menyuruh Anda untuk selalu belajar, belajar, & belajar.

Pendapat saya, selama 20 tahun saya mempelajari ribuan buku, 700 buku terbaik, belajar sama orang-orang terbaik di bidangnya. Salah satu akar masalah yang bisa dilakukan Gluver saat ini adalah MENGUBAH MINDSET (POLA PIKIR) MISKIN menjadi POLA PIKIR KAYA. Semua demi kemajuan diri Anda, keluarga, lingkungan, dan negara Republik Indonesia. Mungkin bagi sebagian orang, apa yang jadi pendapat saya ini akan terjawab di 10, 20, 30, 40, 50, 100 tahun ke depan.

Beberapa orang menganggap bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak. Bagi mereka orang kaya itu tidak bahagia, keluarganya tidak harmonis, sakit-sakitan, bahkan erat kaitannya dengan korupsi.

’’Setiap orang bebas untuk memilih pendapatnya. Namun bagi saya, menjadi orang kaya itu enak. Orang kaya itu penuh dengan kebahagiaan, bisa makan enak, bisa berlibur dengan nyaman, ketika sakit tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan, bahkan bisa membantu orang lain,’’ tandas Andri Ariestianto, maestro Glutera Indonesia.

Sobat, semua itu bermula dari pikiran kita. Ketika kita berpikir bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak, maka kita akan menemukan ribuan alasan yang menunjukkan bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak. Namun sebaliknya, bila kita berpikiran bahwa menjadi orang kaya itu enak, maka fakta-fakta yang menunjukkan bahwa menjadi orang kaya itu enak pun akan berdatangan.

Menurut Andri, orang miskin menggunakan pola pikir “atau,” yaitu antara “yang tidak enak” atau “yang lebih tidak enak.”

Misalnya: “lebih baik miskin daripada sakit-sakitan” “lebih baik miskin daripada keluarga berantakan” “lebih baik miskin daripada menjadi koruptor”

Bagaimana dengan orang kaya? Orang kaya memilih pola pikir “dan,” yakni “yang enak” dan “yang lebih enak,” contohnya: “kaya dan sehat” “kaya dan keluarga harmonis” “kaya dan bahagia” Sobat sukses, orang miskin mencari kenyamanan.

Ia akan berusaha ala kadarnya untuk meraih kekayaan. Namun ketika usaha yang ala kadarnya itu tidak membuahkan hasil, ia akan mencari rasa nyaman dengan membela dirinya melalui pilihan-pilihan tersebut.

Namun orang kaya memiliki semangat yang tak ada habisnya untuk mencapai keadaan yang lebih baik setiap harinya. Bagi orang kaya esok harus lebih baik dari hari ini. Ingatlah selalu bahwa semua itu adalah pilihan. Bila kita memilih menjadi orang miskin, maka kita akan menemukan faktar bahwa menjadi orang miskin itu enak. Namun bila kita memilih menjadi orang kaya, maka kita akan menemukan fakta bahwa menjadi orang kaya itu jauh lebih enak daripada menjadi orang miskin.

Dan lebih dari itu, bila kita memutuskan untuk menjadi orang kaya, Tuhan akan menunjukkan dan membimbing kita untuk mencapai kekayaan tersebut.

Menurut Andri, yang membedakan orang kaya dengan orang miskin adalah pola pikirnya:

1. ORANG KAYA MEMBUAT NILAI TAMBAH, ORANG MISKIN TIDAK MEMBUAT ATAU MEMBUAT SEDIKIT NILAI

Nilai tambah berarti kelebihan yang Anda miliki yang bisa dirasakan dan diperlukan atau bermanfaat bagi konsumen Anda dan orang lain, serta tidak dimiliki oleh pesaing Anda. Menurut Tung Desem Waringin, nilai tambah yang paling penting dalam hidup ini adalah track record atau catatan prestasi Anda.

2. ORANG KAYA MEMPUNYAI FAKTOR KALI, ORANG MISKIN TIDAK MEMPUNYAI FAKTOR KALI

Setiap orang, baik kaya maupun miskin dianugrahi waktu 24 jam dalam sehari. Orang biasa bekerja delapan jam sehari. Sedangkan orang kaya membuat orang lain bekerja baginya atau networking.

3. ORANG KAYA MEMASTIKAN ORANG LAIN WIN BARU IA WIN, ORANG MISKIN WIN-LOSE, LOSE-WIN ATAU WIN DULU BARU ORANG LAIN WIN

Pada dasarnya setiap orang egois. Sehingga jika Anda ingin menang dulu, lalu orang lain menang belakangan, maka orang lain tidak akan memberikan apa yang Anda inginkan. Namun apabila Anda membuat orang lain menang, lalu Anda menang belakangan, akan lebih mudah bagi Anda untuk memperoleh apa yang Anda inginkan dari orang lain tersebut.

4. ORANG KAYA PENUH DAYA UPAYA, ORANG MISKIN PENUH ALASAN YANG MEMBATASI

Setiap orang tentu memiliki persoalan tersendiri dalam hidupnya. Orang miskin menganggap persoalan itu sebagai suatu penghambat yang merintangi perjalanannya untuk mencapai kesuksesan. Sehingga ia dengan mudah menyerah pada persoalan yang dihadapinya. Namun orang kaya menganggap persoalan itu sebagai tantangan yang harus dihadapi dan akan melatihnya agar mampu mengatasi persoalan yang lebih sulit.

5. ORANG KAYA BERTANGGUNGJAWAB TERHADAP HIDUPNYA, ORANG MISKIN MENYALAHKAN SITUASI, LINGKUNGAN, ORANG LAIN DAN NASIB

Orang miskin malas untuk menyelesaikan persoalannya. Sehingga ia menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain dan nasib. Padahal semuanya itu bukanlah persoalan yang sebenarnya. Persoalan yang sebenarnya ada di dalam dirinya sendiri. Sebaliknya, orang kaya mampu ‘mengurus’ dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa hanya Tuhan dan diri mereka sendiri yang menentukan kesuksesan mereka.

6. ORANG KAYA BERMAIN DENGAN UANG UNTUK MENANG, ORANG MISKIN BERMAIN DENGAN UANG UNTUK TIDAK KALAH

Didalam berbisnis selalu ada resiko untuk gagal. Orang kaya berani mengambil resiko dengan mengeluarkan lebih banyak uang asalkan uang yang akan diperoleh lebih banyak dibanding uang yang dikeluarkan. Namun orang miskin malah sibuk untuk menghemat uang, sehingga mereka tidak dapat memperbesar pemasukan. Ingatlah bahwa jika Anda bermain untuk tidak kalah, selalu ada peluang untuk kalah dan tidak ada peluang untuk menang. Namun sebaliknya, jika Anda bermain untuk menang, pasti ada peluang untuk kalah, namun Anda masih memiliki peluang untuk menang.

7. ORANG KAYA BERKOMITMEN UNTUK MENJADI KAYA, ORANG MISKIN INGIN MENJADI KAYA

Komitmen adalah suka duka dijalani. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya, suka maupun duka dijalani untuk mencapai kekayaan yang mereka dambakan. Namun orang miskin hanya sebatas ingin, suka dijalani, namun ketika tiba giliran dukanya, mereka menyerah. Sobat, ingatlah selalu bahwa orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal. Namun mereka kebal terhadap kegagalan. Kegagalan demi kegagalan telah mereka alami. Namun mereka akan terus mencoba hingga berhasil.

8. ORANG KAYA BERPIKIR BESAR, ORANG MISKIN BERPIKIR KECIL

Ketika orang miskin memiliki impian, namun mereka sadar bahwa kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk mewujudkan impian tersebut, maka orang miskin akan menurunkan impian mereka. Misalnya mereka ingin membeli motor. Namun mereka tidak memiliki uang uang yang cukup, maka mereka akan membeli sepeda. Namun sebaliknya, orang kaya akan meningkatkan pendapatan mereka, sehingga mereka mampu mewujudkan impian mereka.

9. ORANG KAYA FOKUS PADA KESEMPATAN, ORANG MISKIN FOKUS PADA HAMBATAN

Hidup selalu adil, setiap orang senantiasa ditawari kesempatan yang sama. Orang kaya fokus pada kesempatan. Meskipun ada hambatan di balik kesempatan tersebut, orang kaya memilih untuk memusatkan perhatian kepada keindahan di balik kesempatan itu. Namun sebaliknya, orang miskin fokus pada hambatan dan tidak melihat keindahan di balik hambatan tersebut. Sehingga mereka gampang menyerah.

10. ORANG KAYA MENGAGUMI ORANG KAYA DAN SUKSES LAINNYA, ORANG MISKIN IRI PADA ORANG KAYA DAN SUKSES

Orang kaya bergaul dengan orang-orang sukses. Karena melalui bergaul dengan orang-orang sukses, kita akan ditulari pola pikir orang sukses. Mata kita juga akan lebih terbuka terhadap setiap peluang yang ada dan akan lebih mudah bila kita bekerjasama dengan orang-orang sukses untuk mewujudkan peluang tersebut. Sebaliknya orang miskin bergaul dengan orang- orang yang negatif, orang-orang yang malah akan menghambat mereka untuk maju.

11. ORANG KAYA BERGAUL DENGAN ORANG POSITIF DAN SUKSES, ORANG MISKIN BERGAUL DENGAN ORANG NEGATIF DAN TIDAK SUKSES

Tulislah di secarik kertas lima orang yang paling sering berinteraksi dengan Anda. Lalu tuliskan pula penghasilan mereka. Maka Anda akan menemukan bahwa rata-rata penghasilan dari kelima orang tersebut sama dengan penghasilan Anda. Jika Anda ingin sukses, maka bergaullah dengan orang-orang sukses, karena Anda akan tertular pola pikir, tutur kata dan sikap mereka.

12. ORANG KAYA BERSEDIA UNTUK MEMPROMOSIKAN DIRI MEREKA DAN NILAI-NILAI MEREKA, ORANG MISKIN BERPIKIR NEGATIF TENTANG PENJUALAN DAN PROMOSI

Percaya atau tidak, mayoritas orang-orang kaya di dunia adalah penjual yang handal. Contohnya adalah Bill Gates. Ia adalah seorang penjual software yang handal. Hanya saja ia mampu menciptakan daya ungkit untuk melipatgandakan penghasilannya. Ketimbang menjual dari rumah ke rumah, ia memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan laptop. Sehingga setiap kali perusahaan laptop menjual sebuah laptop, maka pada saat yang sama perusahaan tersebut telah menjual microsoft windows- nya Bill Gates.

13. ORANG KAYA LEBIH BESAR DARIPADA MASALAH MEREKA, ORANG MISKIN LEBIH KECIL DARI MASALAH MEREKA

Anda adalah seorang yang luar biasa. Anda memiliki begitu banyak peran. Di kantor Anda adalah seorang pegawai. Di rumah, Anda adalah seorang ayah/ibu dan suami/istri. Bisa jadi Anda juga memiliki peran di satu atau beberapa organisasi kemasyarakatan. Bayangkan betapa luar biasanya Anda. Mengutip istilah komputer, Anda adalah seorang yang multi tasking. Hanya komputer generasi tercanggih yang mampu beroperasi dengan multi tasking. Anda adalah ciptaan Tuhan yang paling canggih. Jadi tidak ada masalah yang tidak mampu Anda hadapi. Karena Sang Pencipta telah mempersiapkan Anda dengan segala kecanggihan untuk menghadapi setiap masalah di hidup ini.

14. ORANG KAYA ADALAH PENERIMA YANG LUAR BIASA, ORANG MISKIN ADALAH PENERIMA YANG BURUK

Orang kaya memiliki keyakinan bahwa mereka pantas untuk menerima kekayaan. Karena semakin banyak kekayaan yang mereka peroleh, semakin banyak orang yang bisa mereka bantu. Namun sebaliknya orang miskin merasa diri mereka tidak pantas untuk menerima kekayaan. Bagi mereka bisa makan dan tidur sudah cukup Bagaimana Anda bisa kaya kalau Anda tidak mengundang uang untuk masuk ke dompet Anda? Ingatlah bahwa Anda bukan robot yang malam dicharge, lalu siang bekerja keras. Keinginan akan harta kekayaan adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah bila keinginan tersebut diwujudkan melalui cara-cara yang tidak terpuji.

15. ORANG KAYA MEMILIH DIBAYAR BERDASARKAN HASIL, ORANG MISKIN MEMILIH DIBAYAR BERDASARKAN WAKTU

Setiap orang, kaya maupun miskin memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Orang miskin memilih dibayar berdasarkan waktu kerja mereka . Sebenarnya dengan cara seperti ini orang miskin telah menentukan batas penghasilan mereka. Karena tidak mungkin seseorang bekerja lebih dari 24 jam dalam sehari. Hal ini bertolak belakang dengan orang kaya. Orang kaya memilih dibayar merdasarkan hasil. Karena dengan waktu kerja yang sama, mereka dapat meningkatkan hasil dengan cara meningkatkan upaya.

16. ORANG KAYA BERPIKIR DUA-DUANYA, ORANG MISKIN BERPIKIR SALAH SATU

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam artikel Antara yang Enak dan yang Lebih Enak, orang kaya memilih kedua- duanya, antara yang enak dengan yang lebih enak. Sedangkan orang miskin memilih salah satu, lebih baik yang tidak enak daripada yang lebih tidak enak.

17. ORANG KAYA FOKUS PADA WEALTH STYLE MEREKA, ORANG MISKIN FOKUS PADA LIFE STYLE MEREKA

Orang miskin memboroskan uang mereka untuk membeli rumah mewah, mobil mewah, dan busana yang glamor semata-mata hanya agar mereka terlihat seperti orang kaya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka membeli semua liabilitas itu dengan utang, seperti KPR dan kartu kredit. Hal ini bertolak belakang dengan orang kaya yang fokus pada membangun passive income dan massive income mereka. Mereka menghemat uang untuk membeli aset-aset yang nantinya akan memberi makan mereka.

18. ORANG KAYA MENGATUR UANG MEREKA DENGAN BAIK, ORANG MISKIN TIDAK MENGATUR UANG MEREKA DENGAN BAIK

Orang kaya mengelola uang yang masuk dan keluar ke dan dari kantong mereka dengan sangat baik. Mereka memilih untuk membayar masa depan mereka sendiri sebelum membayar orang lain. Setiap kali mendapat uang, mereka akan langsung menyisihkan sebagian untuk ditabung, lalu sisanya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan orang miskin langsung menggunakan penghasilan mereka untuk keperluan sehari-hari, kalau ada sisa baru ditabung.

19. ORANG KAYA MEMBUAT UANG BEKERJA KERAS UNTUK MEREKA, ORANG MISKIN MEMBUAT DIRI MEREKA BEKERJA KERAS UNTUK UANG

Orang kaya menginvestasikan uang mereka ke investasi yang aman dan hasilnya diinvestasikan kembali. Sedangkan orang miskin menggunakan uang mereka untuk keperluan-keperluan yang bersifat konsumtif.

20.  ORANG KAYA BERTINDAK MELAWAN KETAKUTAN MEREKA, ORANG MISKIN MEMBIARKAN KETAKUTAN MENGHENTIKAN MEREKA

Orang kaya mampu meminimalisir dan bahkan menghilangkan ketakutan mereka. Mereka menghadapkan ketakutan dengan ketakutan yang lebih besar. Contohnya mereka lebih takut mengemis di jalan daripada harus melakukan presentasi di depan klien. Dengan demikian mereka langsung bertindak ketika kesempatan datang. Sedangkan orang miskin membiarkan ketakutan menghentikan mereka ketika kesempatan datang.

21. ORANG KAYA TERUS MENERUS BELAJAR DAN BERTUMBUH, ORANG MISKIN BERPIKIR MEREKA SUDAH TAHU

Orang kaya senantiasa belajar dan langsung mempraktekkan apa yang mereka pelajari. Sedangkan orang miskin berpikir bahwa mereka sudah tahu dan merasa tidak penting untuk melakukan sesuatu yang telah mereka ketahui.

22. MAMPU MENUNDA KESENANGAN DAN TIDAK INGIN SEGERA MENIKMATI HASIL

Kebanyakan orang karena sering mendengarkan ceramah agama mereka cenderung mengira mati muda.Sehingga waktu mudanya foya-foya terus.Tapi yg terjadi dia tidak mati-mati dan setelah mencapai umur 40 atau 60 tahun mendadak kehidupanya menjadi susah dan berharap agar cepat mati.Dan menjelang mati dia merasa tidak pernah hidup karena tidak ninggalin apapun.Berdasarkan penelitian orang yg mampu menunda kesenangan hidupnya akan lebih baik dari pada yg tidak mampu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES