TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dengan negara yang terletak di kawasan tropis dekat katulistiwa, masyarakat Indonesia ternyata rentan terkena gangguan mata katarak, demikian diutarakan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
"Di negara tropis itu paparan sinar ultraviolet lebih tinggi daripada di negara nontropis. Sinar ultraviolet memicu katarak," ujarnya di kantor Kemenkes Jakarta, Jumat (7/10/2016) menyangkut Hari Penglihatan Sedunia 2016.
Menkes mengklaim jika tingkat kerawanan itu meningkat karena ozon di mantel bumi, yang bertindak sebagai filter sinar ultraviolet, semakin berlubang karena efek rumah kaca. Hasilnya, sinar ultraviolet makin banyak masuk bumi, terutama di kawasan tropis macam Indonesia.
Dengan latar belakang sebagai dokter spesialis mata, Menkes menyebut jika fakta itu sudah dibuktikan dengan data penderita katarak yang lebih tinggi di negara tropis ketimbang negara nontropis seperti Eropa dan Amerika Serikat.
Menurut Menkes, usia penderita katarak di Indonesia umumnya dimulai pada 56 tahun, beda dengan negara nontropis di mana penderita katarak banyak diidap pada usia 70 tahun.
Penyakit katarak sendiri merupakan gangguan di mana pada lensa mata muncul bagian keruh yang biasanya tampak cukup bening tetapi mengaburkan penglihatan. Seiring pertambahan usia, umumnya lensa mata perlahan-lahan akan keruh serta berkabut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Dhian Mega |
Sumber | : Berbagai Sumber |