Peristiwa Daerah

Sampah Pantai di Malang Selatan Bisa Ditukar Pulsa

Selasa, 04 Oktober 2016 - 23:51 | 125.71k
Faiz Wildan, Direktur Usaha PD Jasa Yasa, BUMD yang mengelola sejumlah tempat wisata di Kabupaten Malang, salah satunya Pantai Balekambang. (Foto: Ferry/ TIMESIndonesia)
Faiz Wildan, Direktur Usaha PD Jasa Yasa, BUMD yang mengelola sejumlah tempat wisata di Kabupaten Malang, salah satunya Pantai Balekambang. (Foto: Ferry/ TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Potensi wisata alam di Kabupaten Malang, Jawa Timur, terus dikembangkan. Tak hanya mengandalkan keindahan panoramanya, wisata alam seperti pantai tengah didorong menuju wisata cerdas (smart tourism) yang ramah lingkungan.

Direktur Usaha PD Jasa Yasa Faiz Wildan, mengatakan, konsep wisata cerdas dan ramah lingkungan muncul dari permasalahan masih minimnya kesadaran wisata dalam upaya pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Malang. 

Wildan mengatakan, sadar wisata berkaitan dengan kebersihan dan lingkungan di objek-objek wisata.  Ia mencontohkan, masih banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan meskipun telah disediakan tempat pembuangan sampah.

"Kami menyediakan tempat sampah dan setiap hari petugas terus membersihkan sampah. Namun terkadang para pengunjung masih membuang sampah sembarangan. Kami tengah mengupayakan penambahan tempat sampah dan armada pengangkutan sampah agar muncul kesadaran membuang sampah pada tempatnya," tuturnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui di Pantai Balekambang, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2016).

Dari permasalahan kebersihan ini, PD Jasa Yasa selaku BUMD yang mengelola sejumlah tempat wisata di Kabupaten Malang berencana untuk mengelola sampah yang dihasilkan dari aktivitas di kawasan pantai selatan dalam bentuk Bank Sampah.

"Bank sampah akan kami kelola, jadi ada unit yang berada dalam naungan kami. Ini bagian dari wisata yang ramah lingkungan," terangnya.

Nantinya, sampah yang dikumpulkan masyarakat dan diserahkan ke Bank Sampah, akan dikonversi menjadi pulsa telepon dan listrik. Maksudnya, gerakan mengumpulkan sampah sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan akan bernilai manfaat bagi masyarakat setempat.

"Pengunjung dan pemilik kios ikut andil dalam gerakan bank sampah. Mereka mengumpulkan sampah, lalu disetorkan ke bank sampah setiap bulan. Mereka mengambil hasil penjualan sampahnya untuk dikonversikan menjadi pulsa, atau listrik bagi warung mereka. Ini membantu meringankan mereka dengan pembiayaan listrik dan pulsa dengan turut berpartisipasi dalam pengumpulan sampah, sehingga kebersiha  pantai bisa terjaga," paparnya. (bersambung)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES