Olahraga

Panitia Liga Tenis Meja Malang Dinilai Membunuh Karir Atlet

Kamis, 29 September 2016 - 14:47 | 329.40k
ara atlet binaan  Makota Table Tennis saat mengikuti kejuraan di Jakarta, Maret 2016 lalu. Mereka para atlet yang dilarang mengikuti Liga Tenis Meja Malang Raya. (Foto: istimewa)
ara atlet binaan Makota Table Tennis saat mengikuti kejuraan di Jakarta, Maret 2016 lalu. Mereka para atlet yang dilarang mengikuti Liga Tenis Meja Malang Raya. (Foto: istimewa)

TIMESINDONESIA, MALANG – Panitia Liga Tenis Meja Malang Raya, Jawa Timur, dinilai membunuh karir para atlet tenis meja usia dini yang ada di Malang. Pasalnya, karena banyak atlet berprestasi tidak diperbolehkan mengikuti event tahunan tersebut.

Hal itu disampaikan Manajer Makota Table Tennis Malang, Hendro Sumardiko.

 "Pihak panitia jelas membunuh karir atlet tenis meja usia dini," tegas Hendro.

Mengapa? Menurut Hendro, pihaknya sangat geram dengan kinerja panitia Liga Tenis Meja Malang Raya yang tidak profesional. Event tersebut adalah putaran ke 3 yang akan digelar di  Bululawang, 1 - 3 Oktober mendatang.

Hendro membeberkan, bahwa atlet binaan Makota tidak diperbolehkan mengikuti di event tersebut. Padahal, Makota sebagai juara bertahan liga pertama dan kedua.

"Kami mempertanyakan tidak bolehnya atlet kami untuk tampil di ajang tersebut. Ironisnya, tidak ada penjelasan dari pihak panitia," jelas Hendro.

Menurut Hendro atlet yang dilarang tampil ini berkisar usia 8 hingga 15 tahun yang masih butuh jam terbang. "Namun, sudah dilarang ikut event itu. Ini kan sudah tidak beres," ungkapnya.

Hendro mengaku pihaknya sudah menghubungi Ketua panitia Liga Tenis Meja, Nanang. Pihaknya mengaku tidak mengetahui kebijakan pelarangan tersebut. "Pihak panitia malah saling lempar tanggung jawab. Ini kan ada apa?" katanya.

foto-pingpong-2HCY3n.jpg

Para atlet binaan Makota Table Tennis yang dilarang mengikuti Liga Tenis Meja Malang Raya oleh panitia pelaksana. (Foto: istimewa)

Hal tersebut aku Hendro, jelas jawaban yang konyol dari seorang Ketua panitia yang tidak memberikan apa alasan pelarangan atlet untuk ikut lomba tersebut.

Pelarangan tersebut tambah Hendro, tentunya sangat merugikan klub Makota sebagai juara bertahan. "Atlet pembinaan kami merasa didiskriminasi dengan pelarangan itu," katanya.

Padahal katanya, sebagai atlet berprestasi mereka butuh jam terbang tanding. Akibat pelarangan ini, jelas mempengaruhi semangat para atlet kami. Semangat anak-anak kami jelas jatuh," ungkap pria yang kini juga sebagai wartawan ANTV.

Semangat menggelar Liga Tenis Meja Malang Raya dengan target prestasi dan maju bersama sesama klub tenis meja tidak terbukti.

"Ini ironis sekali. Klub yang memiliki atlet-atlet senior kok takut sama atlet pembinaan," cetus Hendro yang juga Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Timur.

Hendro menambahkan, bahwa sejak beberapa tahun ini, Klub Makota terus berjuang mengejar prestasi para atlet yang dibinanya.

"Tidak ada klub di Malang yang serius dan terus melakukan pembinaan atlet kecuali Klub Makota. Tapi sayangnya, klub-klub di Malang Raya malah terkesan mendiskriminasi klub kami," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES