Ekonomi

Aly Duchroini Sukses Budidaya Jamur Tiram di Bekas Tambang Kapur

Rabu, 28 September 2016 - 22:10 | 82.86k
Aly Duchroini sedang merawat pertumbuhan Jamur tiram, Rabu (28/09/2016) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)
Aly Duchroini sedang merawat pertumbuhan Jamur tiram, Rabu (28/09/2016) (Foto: Safuwan TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, TUBAN – Aly Duchroini, seorang salah satu Bachelor atau jejaka, asal warga Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, berhasil menyulap bekas tambang kapur tradisional dikembangkan jadi media budidaya jamur tiram.

Selain untuk menambah penghasilan, pria berusia 28 tahun itu juga lebih mempedulikan keselamatan alam yang sebelumnya sudah puluhan tahun ditambang warga.

“Budidaya jamur tiram ini sengaja saya rintis, di goa yang merupakan bekas penambangan batu kapur,” kata Aly di lokasi budidaya jamur tiramnya, Rabu (28/9/2016).

Kepada TIMES Indonesia, Aly berkisah, bahwa pertama kali ia tergugah untuk menjalankan bisnis itu karena melihat miris situasi yang ada di daerahnya.

Selain penambang batu kapur dengan menggunakan alat manual seperti gergaji, kini penambang batu kapur juga lebih sadis lagi dengan munculnya trend tambang menggunakan gergaji mesin.

"Gagasan itu muncul ketika saya melihat cukup banyak lahan bekas tambang yang nampak menjadi lorong dan goa berlumut karena ditinggalkan selama bertahun-tahun, akhirnya saya tergerak untuk memanfaatkan lahan ini," cerita Aly.

Sebelumnya, pria lulusan Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Ronggolawe (UNIROW) ini, telah meneliti kondisi suhu di dalam lorong dan gua.

Satu gua yang dipergunakan sebagai sampel, dianggap cukup lembab dan sejuk dengan suhu diantara 25 sampai 29 derajat celcius.

”Kebetulan saya punya seorang kenalan petani jamur, dari hasil komunikasi ternyata suhu tersebut sama dengan suhu yang diperlukan buat budidaya jamur tiram,” ingat Aly.

Menurut Aly, dari situlah ide memanfaatkan bekas lahan tambang yang tidak terpakai dan terbengkalai muncul. Hasil jamur bisa tumbuh dengan baik sesuai harapan, dan ternyata tempat yang lembab dan sejuk sangat cocok buat jamur, air yang dibutuhkan juga relatif sedikit dibanding dibudidayakan di rumah.

“Memanfaatkan goa bekas tambang bisa menghemat pengeluaran anggaran produksi. Cukup menyediakan rak dan bibit jamur serta perawatan yang lebih sudah bisa maksimal,” jelasnya.

Ia berharap para penambang batu kapur di daerahnya bisa lebih inspiratif dalam pemanfaatan bekas tambang. Sehingga tanpa merusak alam khususnya batu kapur, masyarakat bisa mendapat penghasilan yang lain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES