Peristiwa Nasional

Soal Nation Branding, Presiden: Jangan Ada Egosentrisme

Selasa, 27 September 2016 - 22:04 | 91.43k
Wonderful Indonesia, nation branding dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. (Foto: Senda Hardika Prasasti/TIMES Indonesia)
Wonderful Indonesia, nation branding dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. (Foto: Senda Hardika Prasasti/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Presiden Joko Widodo meminta agar egosentrisme dalam membangun strategi nation branding harus segera diperbaiki dan dikoreksi bersama-sama. 

“Kita lakukan konsolidasi sehingga kita mampu nantinya bersaing dengan negara-negara yang lain. Saya juga minta agar soft power diperkuat melalui diplomasi kebudayaan, pengenalan kuliner Indonesia, dan juga melalui promosi melalui olahraga,” ujar Jokowi, Selasa (27/9/2016) di Kantor Presiden, Jakarta.

Selama ini, menurut pandangan Presiden, kementerian-kementerian masih berjalan sendiri-sendiri dalam membangun nation branding.

Jokowi mencontohkan, Kementerian Perdagangan mengangkat tagline slogan remarkable Indonesia,sedangkan Kementerian Pariwisata mengusung Wonderful Indonesia. Pun dengan promosi investasi, BKPM juga mempunyai tema sendiri.

Menurutnya, membangun citra positif Indonesia di dunia internasional, masih cenderung terpisah-pisah dan berjalan sendiri-sendiri. Bahkan, dalam promosi maupun pameran di luar negeri, setiap kementerian belum terorganisasi dan terkonsolidasi dengan baik.

“Saya sering menjumpai stand pameran di ajang pameran besar di luar negeri, bukan hanya ukurannya yang kecil-kecil dengan penyelenggara dari Kementerian atau pemerintah daerah yang berbeda-beda, tapi juga yang sering saya saksikan lokasinya tidak strategis. Sehingga justru tidak memperkuat, meningkatkan citra, image, persepsi terhadap Indonesia tapi justru malah mengurangi,” jelas Presiden.

Jokowi mengingatkan, membangun nation branding bukan sebatas membuat logo, tagline, atau  slogan. Namun, nation branding adalah upaya bersama penyelenggara negara maupun warga negara untuk mewujudkan dan menjaga citra dan persepsi positif negara Indonesia.

Ditandaskan pula bahwa diferensiasi, positioning, dan branding Indonesia tidak boleh berhenti pada citra positif di iklan, melainkan betul-betul bisa dijumpai dalam realitas sehari-hari.

“Citra positif harus dijaga dengan cara memberikan pelayanan yang baik, cepat, dan profesional,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES