Gaya Hidup

Awas Kebanyakan Duduk Lama Sebabkan Kematian Dini

Rabu, 28 September 2016 - 04:44 | 39.55k
ILUSTRASI. Duduk Lama Sebabkan Kematian Dini. (Foto: webadmin)
ILUSTRASI. Duduk Lama Sebabkan Kematian Dini. (Foto: webadmin)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kebiasaan duduk terlalu lama ternyata memiliki risiko berbahaya bagi kesehatan. Pasalnya, meski tak memiliki dampak langsung, dalam jangka panjang, kebiasaan ini mampu menyebabkan risiko kematian dini.

Berdasarkan studi American Journal of Preventive Medicine menemukan bahwa kebiasaan duduk lama, yakni lebih dari tiga jam per hari, dapat meningkatkan risiko kematian dini sebesar 3,8 persen.

Jumlah tersebut, setara dengan 433.000 jumlah kematian yang terjadi di seluruh dunia setiap tahun akibat kebiasaan duduk.

Penelitian terbaru ini telah memastikan bahwa kebiasaan duduk lama juga dapat menjadi penyebab kematian bagi orang dengan gaya hidup kurang aktif.

Sementara itu, menurut siaran pers yang dikutip dari Fox News, peneliti melihat data dari 54 negara yang dikumpulkan antara 2002 dan 2011, menemukan bahwa lebih dari 60 persen dari populasi dunia, duduk lebih dari tiga jam per hari, dengan rata-rata sekitar 4,7 jam perhari.

Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa jumlah kematian tertinggi akibat duduk terlalu lama terjadi di wilayah Pasifik Barat dan sebagian Eropa. 

Dua negara Eropa, Lebanon dan Belanda menempati puncak sebagai negara dengan kematian terbanyak akibat duduk lama, sedangkan Meksiko dan Myanmar memiliki kematian terkait duduk lama paling sedikit.

Selain itu, peneliti juga menemukan, bahwa mengurangi duduk dapat meningkatkan harapan hidup secara keseluruhan.

Hal itu terbukti dengan cara mengurangi duduk selama dua jam per hari. Kebiasaan itu dapat menurunkan angka kematian individu sebesar 2,4 persen. 

Bahkan, duduk selama 1 jam atau kurang per hari dapat memberikan dampak sangat positif pada risiko kematian.

“Kurang duduk menjadi penting untuk meminimalkan perilaku kurang aktif demi mencegah kematian dini di seluruh dunia," tulis penulis penelitian tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES