Peristiwa Nasional

Ini Komitmen Indonesia bagi Pasangan Usia Subur

Selasa, 27 September 2016 - 17:33 | 43.60k
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (baju putih) saat berbincang dengan petugas penyuluh KB dari Kota dan Kabupaten Malang dalam peringatan Hari Kontrasepsi Dunia di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusu
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani (baju putih) saat berbincang dengan petugas penyuluh KB dari Kota dan Kabupaten Malang dalam peringatan Hari Kontrasepsi Dunia di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusu

TIMESINDONESIA, MALANG – Indonesia memiliki komitmen kuat terhadap komitmen terhadap konsensus internasional agar setiap pasangan usia subur memperoleh akses informasi serta layanan Keluarga Berencana (KB) yang prima.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menghadiri peringatan Hari Kontrasepsi Dunia (World Contraception Day) di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (27/9/2016).

Komitmen tersebut, lanjut Menteri Puan, dapat membuat pilihan untuk memutuskan berapa banyak anak yang diinginkan guna mendukung peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan bangsa.

"Kami berharap pilihan yang dibuat oleh semua pasangan usia subur adalah dua anak cukup," kata Puan.

Bukan berarti dengan adanya hak untuk diberikan pilihan lain, lanjutnya, memilih mempunyai anak yang lebih dari dua.

Puan mencontohkan, pasangan  usia subur yang memiliki sepuluh anak. Sementara kondisi kesejahteraan ekonominya tidak memungkinkan untuk yang bersangkutan memberikan penghidupan.

Kondisi demikian menjadi tanggung jawab bersama baik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) maupun pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pilihan untuk hanya menetapkan memiliki cukup dua anak saja. Kecuali, keluarga tersebut memiliki kemampuan secara sosial ekonomi.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah pemberdayaan perempuan, dengan memberikan pekerjaan produktif. Ia beralasan, dengan kesibukan dan aktivitas yang produktif, maka tidak memiliki kesempatan untuk mengandung dan melahirkan.

"Ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sambilan atau UMKM, waktunya tersita untuk bekerja. Sebagai istri, ia bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Ini sudah banyak terbukti di beberapa daerah yang saya datangi," terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES