Politik

Lawan Dewanti-Punjul Butuh Magnet Elektoral

Minggu, 25 September 2016 - 17:38 | 123.47k
Pasangan Dewanti-Punjul saat mendaftar ke KPU Kota Batu sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu dalam Pilkada Kota Batu 2017 nanti. (Foto: Istimewa)
Pasangan Dewanti-Punjul saat mendaftar ke KPU Kota Batu sebagai calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu dalam Pilkada Kota Batu 2017 nanti. (Foto: Istimewa)

TIMESINDONESIA, BATU – Proses pendaftaran Pilkada Kota Batu sudah resmi ditutup. Ada empat pasangan calon yang resmi mendaftar ke KPU setempat. Dari pasangan yang mendaftar ke KPU, pilkada kota batu dinilai akan berlangsung seru.

Adapun keempat pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu yang sudah mendaftar ke KPU diantaranya adalah pasangan Dewanti Rumpoko-Punjul Santoso yang diusung oleh PDIP, Golkar, PKS, dan Gerindra. 

pilkada-batufprvm.jpgPasangan Rudi-Djonet bersama petinggi partai yang mengusungnya maju di calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu di Pilkada Kota Batu 2017 mendatang. (Foto: Istimewa)

Pasangan kedua adalah pasangan Abdul Majid-Kasmuri. Pasangan ini melalui jalur independen atau perseorangan. Adapun pasangan ketiga, adalah pasangan H Hairuddin-Hendra Angga, pasangan ini diusung oleh PKB dan Partai Demokrat.

Pasangan keempat adalah pasangan H Rudi-Djonet. Pasangan ini diusung oleh PAN, Partai Hanura dan Nasdem. Jika keempat pasangan itu memenuhi syarat pencalonan, maka dipastikan Pilkada Kota BAtu akan diikuti empat pasangan.

"Saya melihat pertarungan Pilkada Kota Batu akan berjalan dinamis. Artinya, tidak akan terlalu mengejutkan. Tapi akan cukup seru nantinya," nilai Direktur Eksekutif Hasta Komunika Research & Konsulting, Muhammad Anas, Minggu (25/9/2016).

Penilaian tersebut, beber Anas, adalah berdasarkan hasil survei Litbang TIMES Indonesia (LTI) pada awal September lalu.

"Dalam hasil survei itu, untuk katagori strong voters, elektabilitas Dewanti Rumpoko sebesar 15,92 persen dan Punjul Santoso 3,87 persen, Abdul Majid 5,47 persen, H Hairuddin 1,13 persen dan Hendra Angga 0,23 persen," katanya.

Selanjutnya, untuk sosok H Rudi 1,13 persen dan Djoned 0,23 persen dengan prosentase swing voters sebesar 69 persen. "Artinya, Dewanti dan Punjul memiliki pemilih militan yang lebih tinggi karena para calon yang lain relatif baru terjun di dunia politik praktis," katanya.

Namun jelas Anas, dalam hasil survei itu, pemilih mengambang juga sangat tinggi. "Melihat statistik tersebut, masih ada peluang bagi para penantang incumbent untuk menggerus suara Dewanti-Punjul dan merebut suara swing voters," katanya.

Para calon harus kuat dalam hal logistik dan 'stamina politik'. Karena pasangan Dewanti-Punjul jelas akan kuat dalam hal 'stamina politik'.

"Masing-masing pasangan memang sama-sama punya kelebihan. Pasangan Abdul Majid yang pada Pilkada sebelumnya terbukti memperoleh suara 24 persen karena Majid memiliki modal sosiologis yang bagus sebagai tokoh masyarakat di Kota Batu,"  jelas Anas.

Sementara, sosok H Hairuddin (Gus Din), yang dikenal dekat dengan warga nahdliyin (warga NU), jelas juga berpotensi mendapat dukungan dari warga NU.

"Selain itu, juga akan ditambah sosok Hendra Angga sebagai representasi figur muda yang juga memiliki kekuatan sendiri. Sedangkan sosok H Rudi, dan Djonet adalah tokoh pengusaha asli Kota Batu yang dikenal cukup peduli terhadap lingkungan dan ekonomi kreatif masyarakat Batu," rinci mantan aktivis ini.

Namun Anas juga menilai bahwa modal tersebut belum cukup untuk mengalahkan incumbent. Para penantang incumbent juga butuh magnet elektoral diluar dirinya untuk merebut suara pemilih.

"Akan lebih baik jika mereka menggandeng banyak tokoh luar partai yang punya pengaruh di Kota Batu bahkan Malang Raya sebagai magnet elektoral. Saya kira tokoh seperti pak Geng Wahyudi cukup punya pengaruh di wilayah akar rumput di Malang Raya, termasuk pedesaan di Kota Batu," katanya.

Anas menambahkan, bahwa dengan sisa waktu empat bulan kedepan, prosentase elektabilitas para calon tersebut masih akan sangat dinamis dan bisa berubah, dengan perjalanan politik yang ada di Kota Batu.

Apalagi, banyak isu yang bisa dimainkan oleh tiga pasangan untuk mengalahkan posisi Dewanti, yang merupakan istri dari Wali Kota Batu.

"Statistik di banyak Pilkada mengatakan waktu empat bulan cukup bisa mengejar elektabilitas incumbent dibawah 50 persen. Kecuali incumbent bisa melakukan "rebound". Butuh semacam ombak-ombak politik yang cukup besar untuk bisa bersaing dengan pasangan Dewanti-Punjul," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES