Ekonomi

Petani Tembakau Lamongan Bingung

Kamis, 22 September 2016 - 12:05 | 340.77k
Petani tembakau di Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan sedang merawat tembakau, Kamis (22/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Petani tembakau di Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan sedang merawat tembakau, Kamis (22/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Musim kemarau semestinya menjadi waktu ideal untuk menanam dan menjemur tembakau, namun tidak demikian pada musim kemarau tahun ini. 

Apa sebab? Di musim kemarau saat ini masih terjadi hujan atau biasa di sebut kemarau basah. Musim kemarau basah membuat para petani tembakau di Desa Lamongrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur kebingungan. 

"Waktu bulan tanam tembakau di daerah sekitar sini masih sering hujan," ungkap salah satu petani tembaku Desa Lamongrejo, Rudi, Kamis (22/9/2016).

Akibat kondisi itu, sambung Rudi, petani di Desa Lamongrejo hanya sebanyak 30 persen saja yang menanam tembakau, sisanya 70 persen memilih bercocok menanam jagung.

"Kalau di paksa tanam tembakau bisa mati karena terkena air hujan. Beda sama tahun lalu, warga disini tidak ada yang tanam jagung, semuanya tanam tembakau," beber dia.

Menurut Rudi, petani tak hanya bingung pada masa tanam, tetapi juga bingung pada saat masa panen. "Kita juga bingung karena cuaca tidak tentu waktu penjemuran," ujarnya.

Petani lainnya, Karno juga mengungkapkan keluhan senada. "Semua petani bingung, tanam tembakau cuaca tidak menentu, kalau milih tanam jagung kurang air untuk nyiram jagung," aku dia.

Bahkan, lanjut Karno, petani yang tetap memaksakan diri untuk menanam tembakau sebagian besar mengalami gagal panen. Karno mengungkapkan, derita petani tembakau diperparah dengan harga tembakau yang anjlok karena terkena hujan.

"Musim tanam kena hujan akan menurunkan harga," kata pria tiga putra ini. 

Menurutnya, harga tembakau saat ini tak sampai menyentuh angka Rp30 ribu per - kilogramnya. "Paling mahal cuma Rp 28 ribu dan paling murah sendiri Rp 15 ribu. Tembakai baru bisa mahal kalau di jemur sampai berwarna kuning sama merah laku mahal," paparnya.

Karno menambahkan, pada tahun lalu, harga tembakau berada di kisaran Rp30 ribu sampai Rp31 ribu. Harga mahal terjadi karena penjemuran tembakau berjalan sempurna, dan kualitas tembakau menjadi bagus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES