Peristiwa Daerah

Bioteknologi Pertanian dari Lamongan untuk Indonesia

Selasa, 20 September 2016 - 16:32 | 94.27k
Bupati Lamongan Fadeli dan sejumlah narasumber berbincang di sela-sela Temu Wicara Kontak Tani di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)
Bupati Lamongan Fadeli dan sejumlah narasumber berbincang di sela-sela Temu Wicara Kontak Tani di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Selasa (20/9/2016). (Foto : Ardiyanto/TIMESIndonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Komite Eksekutif Masyarakat Bioteknologi Pertanian Indonesia (Masbiopi) menyatakan Lamongan mempersembahkan teknologi modern untuk Indonesia. 

"Ide Pak Fadeli untuk menjadikan Lamongan sebagai pusat keunggulan nasional dalam adopsi teknologi modern adalah sebuah persembahan dari Lamongan untuk Indonesia," ungkap Komite Masbiopi Sidi Asmono dalam Temu Wicara Kontak Tani di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Selasa (20/9/2016). 

Lebih lanjut, ia menyebut kepala daerah yang memiliki political will untuk membantu petani dan memiliki kebijakan yang pro pertanian sangat langka. Sebab, banyak kepala daerah yang tidak memiliki political will yang pro pertanian. 

"Tapi berbeda dengan Bupati Lamongan, Pak Fadeli. Sampai jauh-jauh belajar pertanian modern di jantungnya pertanian Amerika Serikat, di Negara Bagian Iowa. Di tempat yang sama Pak Fadeli juga mengunjungi Farm Progress Show, yang setiap tahunnya memamerkan teknologi pertanian terbaru," ujar Sidi 

Namun, ia menjelaskan, kesinambungan dalam mengawal kebijakan dan program menjadi faktor kunci, yakni target peningkatan produktivitas jagung yang dipatok Bupati Fadeli menjadi sebesar 10 ton perhektar.

"Contohnya Provinsi Gorontalo saat dipimpin Fadel Muhammad, sukses menjadikan Gorontalo sebagai ikon jagung Indonesia. Tapi setelah pergantian kepemimpinan, produksi jagung menurun drastis," ungkapnya. 

Sementara Dewan Pakar Masbiopi Muhammad Herman mengatakan, penggunaan bioteknologi dalam pertanian membuat lebih efisien. Seperti penggunaan tanaman kedelai yang toleran herbisida atau jagung yang tahan kekeringan.

"Penggunaan bioteknologi ini sukses menjadikan Filipina mencapai swasembada jagung pada tahun 2012. Bahkan mampu ekspor ke Korea Selatan pada Mei tahun 2013 sebesar 24 metrikton dan sebesar 40 metrikton pada Agustus tahun 2013," paparnya mencontohkan. 

Dikatakan olehnya, saat ini sudah ada 18 juta petani di 28 negara yang sudah menerapkan bioteknologi pada lahan seluas 179,7 juta hektar. Menurut Herman, terjadi lonjakan yang besar, mengingat di tahun 1996 hanya ada lahan seluas 2 juta hektar yang menerapkan bioteknologi.

Dalam dialog yang dimoderatori Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahudin itu, peneliti Balitbang Pertanian RI yang juga mantan Atase Pertanian RI di Amerika Serikat Achmad Rahman dan Peneliti Utama BPTP Jawa Timur Muh Cholil Mahfud.

Keduanya memaparkan road map untuk mewujudkan target Bupati Lamongan Fadeli menjadikan produktivitas jagung Lamongan yang saat ini masih 5,81 ton perhektar menjadi 10 ton perhektar. 

Keduanya memaparkan road map dengan penggunaan teknologi pertanian yang efisien, penggunaan pupuk sesuai yang direkomendasikan, penggunaan bibit unggul, serta penggunaan alat dan mesin pertanian di setiap tahap produksi.

Fadeli sendiri mewanti-wanti agar road map yang nanti digunakan bisa memberikan kesejahteraan kepada petani. "Petani harus sejahtera. Karena itu saya minta road map ini nanti disusun dengan memperhatikan kesejahteraan petani," inginnya.

Fadeli tidak ingin, bila nantinya produktivitas sukses digenjot hingga 10 ton perhektar, namun ongkos produksi yang diperlukan naik tinggi sehingga margin yang diterima petani rendah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES