TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah di Malang, Jawa Timur, harus gigit jari dalam hal destinasi wisata dalam kategori tujuan wisata terpopuler kebersihannya (Most Popular Cleanliness). Malang masih kalah dengan Kabupaten Jember.
Hal itu terbukti, setelah diumumkan para pemenang-pemenang Anugerah Pesona Indonesia 2016 yang telah terpilih pada Jumat (16/9/2016).
Diketahui, Anugerah Pesona Indonesia adalah ajang lomba pariwisata Indonesia yang berbentuk pemilihan obyek-obyek wisata di Indonesia.
Adapun cara pemilihan pemenang Anugerah Pesona Indonesia 2016 adalah dengan mengumpulkan suara dalam survei yang diselenggarakan situs ayojalanjalan.com sejak 23 Mei 2016 hingga Agustus 2016.
"Kami dapatkan voters sebanyak 53.097 orang. Menariknya, 4.331 voters atau 8 persen berasal dari mancanegara," jelas Ketua Penyelenggara Anugerah Pesona Indonesia 2016, Muhammad Syafa'at, dalam pidato sambutan di Balairung Soesilo Soedarman Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, Jakarta (Jumat/16/92016) malam.
Adapun 10 kategori obyek yang dipilih yakni tujuan wisata baru, surga tersembunyi, tujuan wisata terpopuler kebersihannya, situs sejarah, hidangan tradisional, tempat menyelam, tempat berselancar, atraksi budaya, dan festival budaya.
Anugerah Pesona Indonesia 2016 tersebut telah dilaksanakan sejak 25 Mei 2016 lalu. Dari daftar pemenang Anugerah Pesona Indonesia 2016, tak satupun ada nama destinasi wisata di Malang dan Batu.
Destinasi wisata yang menajdi pemenangan dalam kategori tujuan wisata terpopuler kebersihannya (Most Popular Cleanliness) adalah:
Juara I : Pantai Nihi Watu (Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur)
Juara II : Pantai Ora (Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku)
Juara III : Pantai Papuma (Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur).
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, dalam sambutannya, begitu pentingnya dunia digital dalam pengembangan pariwisata Indonesia.
Karena itu, melalui ajang Anugerah Pesona Indonesia 2016 tersebut, Arief Yahya berharap provinsi-provinsi atau kota/kabupaten di Indonesia terus melakukan pengembangan pariwisata secara digital.
"Alasannya, satu, lifestyle sudah berubah. Kedua, 70 persen baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara itu mencari obyek wisata dengan media digital. Itu statistiknya," jelas Arief.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Yatimul Ainun |
| Publisher | : Sholihin Nur |
